Lebaran dengan Lembaran Baru Catatan Pinggir: Bahtiar Parenrengi






Bone-Berandankrinews.com
Suasana lebaran idul Fitri masih terasa kental. Maaf lahir batin terus terucap ketika bertemu. Banyak yang memakai baju baru pun juga celana baru.

Tradisi memakai pakaian baru memang membudaya dikalangan kita. Tak afdol rasanya berlebaran tanpa memakai yang baru. Hingga harus banting tulang, atau apapun caranya, hingga pakaian baru itu ada menjelang lebaran.

Begitulah kita berlebaran. Dan berusaha untuk mudik bagi yang perantau. Mudik menjadi pilihan terbaik untuk kembali bersilaturrahmi dengan keluarga di kampung halaman. Mudik, walau terkadang bikin rumit. Terasa berat dan merasakan keletihan dan kecapean diakhir ramadhan.

Rasa capek itu hilang seketika saat kita ditempat tujuan. Bertemu dengan keluarga, teman sekolah dan yang lainnya. Lebaran mengajarkan kita berjuang, sabar dan menuju kemenangan.

Lebaran tahun ini begitu gegap gempita. Begitu ramai karena kita telah diberi keleluasaan untuk mudik dan shalat Ied di Masjid maupun di lapangan.

Tak ada lagi himbauan untuk shalat dirumah. Tak ada lagi dilarang mudik. Tak ada lagi petugas yang menunggu diperbatasan untuk menyuruh kita balik arah. Tidak ada lagi. Tidak seperti awal Pandemi Covid 19.

Protokol kesehatan tetap didengungkan, seiring suara takbiran bergema dimana-mana. Pujian kepada pencipta, Ilahi Rabbi pertanda kemenangan teraih usai berjuang dibulan ramadhan.

Beragam acara tersusun rapi. Berwisata, Reuni sekolahan, halal bihalal maupun acara dialog, bedah buku dan Focus Group Discussion (FGD) menjadi acara pilihan liburan lebaran.

Seperti yang dilaksanakan oleh perkumpulan bernama Persatuan Wija Raja (PERWIRA) La Patau Matanna Tikka. Liburan saat Lebaran ini digunakan dengan baik.

Penguatan Lembaga Adat di Kabupaten Bone. Sempat menggabungkan diri diacara yang dibuka langsung oleh Bupati Bone Andi Fahsar Mahdin Padjalangi. Acara yang digelar di Novena Hotel, 04 Mei 2022 ini terbilang menarik.

Andi Fahsar mengikuti hingga akhir acara Focus group discussion, dengan pembicara
yang direncanakan Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum. Sayangnya, Dekan Fakultas Hukum Unhas ini tidak hadir.

Pembicara lainnya Prof. Dr. Andi Kasmawati Rahman, M.Hum., tampil santai. Guru Besar Bidang Ilmu Hukum UNM Makassar ini terlihat enjoy saja karena Lembaga Adat yang sudah ada ini tinggal mendapat penguatan legitimasi serta peran yang jelas.

Dr. Andi Muhammad Akhmar, M.Hum. yang menjadi fasilitator FGD terus meminta kepada peserta untuk menuangkan pendapatnya. Selain Bissu Ancu, Andi Akhiruddin Anggota DPRD Bone juga diminta untuk memberi masukan dan sejumlah anak muda pemerhati budaya juga ikutan memberi sumbangsih pemikiran.

Sapri Andi Pamulu, yang menjadi Komandan Perwira terlihat sangat antusias. Dia terus terlibat diskusi dengan Andi Fahsar bersama sejumlah pakar budaya, seperti Dr. Muhlis Hadrawi, Andi Ahmad Saransi dan Pemangku Lembaga Adat Andi Baso Hamid. Safri sangat senang karena niat baik yang dilakukan oleh Perwira, disambut baik oleh Bupati Bone.

Tinggal memang butuh kesepahaman dan kesepakan kita warga Bone untuk melihat apakah lembaga adat ini dibutuhkan atau tidak.
Kita akan menunggu langkah selanjutnya. Tak berhenti pada langkah yang sekarang.

Lebaran tahun ini ditandai dengan lembaran baru. Kita lebih leluasa untuk beribadah dimana saja. Masjid sudah terbuka lebar dan tempat usaha juga tak perlu lagi cepat tutup.

Lebaran tahun ini adalah lebaran dengan berbagai lembaran baru. Karena lebaran ditandai dengan kesucian, maka berlomba-lombalah menandai momentum itu untuk berbuat baik. Berlomba-lombalah menanamkan nilai berkah disetiap aktivitas, agar hidupmu lebih berkah.

Lebaran dengan lembaran baru adalah harapan disetiap ramadhan. Sebab Tuhan memberi target bahwa ketika kita berpuasa kita akan meraih takwa. Dan ketika itu tak kesampaian, maka puasa kita yang menjadi jalan untuk meraih itu perlu dipermantap lagi. Untuk itulah, para sufi menangis saat ditinggal ramadhan karena khawatir tak mendapati ramadhan berikutnya.

Lebaran menjadi momen kembali ke fitrah. Lebaran Idulfitri adalah sebagai momen pengembalian diri seolah seperti bayi yang suci dan baru dilahirkan. Seperti kata Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dan ridha Allah), maka niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Semoga ini menjadi nyata dan menjadi lembaran baru bagi semua. Semoga.