Andre Pratama: Penyelundupan Nibung Ke Malaysia Sangat Berdampak Menurunya Produksi Teri Ambalat

Nunukan – Dugaan adanya praktik penyelundupan kayu Nibung dari Nunukan ke Sabah (Malaysia) telah memicu keresahan masyarakat. Pasalnya, akibat adanya penyelundupan tersebut, warga Sebatik terutama Nelayan mengalami krisis kayu tersebut.

Batang kayu Nibung selama ini digunakan oleh para nelayan sebagai tiang utama atau tiang penyulam dari bagan – bagan milik nelayan di laut. Namun langkanya batang Nibung membuat para nelayan yang merasa kesusahan apabila hendak memperbaiki bagan – bagan mereka.

Sebagaimana diketahui, Bagan atau Bagang adalah suatu alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring dan lampu sehingga alat ini bisa digunakan untuk light fishing (pemancingan cahaya), yang berasal dari Indonesia. 

Bagan diarungkan ke laut untuk menangkap ikan, cumi-cumi, dan udang, dan tetap berada di laut selama beberapa hari atau bahkan berbulan-bulan. Hasil tangkapan akan diangkut ke darat menggunakan kapal lain.

Langkanya batang Nibung akibat ekspolitasi pihak – pihak tertentu untuk diselundupkan ke Malaysia itu tak hanya menimbulkan keresahan para nelayan namun juga menjadi keprihatinan para aktivis pencinta lingkungan hinga beberapa pihak lainya.

Anggota DPRD Kabupaten Nunukan, Andre Pratama bahkan tak hanya mengungkapkan keprihatinannya. Politisi PBB tersebut secara terang – terangan mengecam pihak manapun yang telibat dalam penyelundupan Nibung ke Sabah tersebut.

“Coba Fikir, kayu Nibung dengan mudahnya diselundupkan ke Malaysia,  sementara para nelayan di negeri sendiri justru kesusahan untuk mendapatkanya,” tandas Andre, Jumat (14/1/2020).

Andre mengungkapkan lebih lanjut, beberapa waktu lalu 4 buah Bagan nelayan di Sebatik hanyut diterjang ombak.

“Menurut informasi yang saya dapat dari pemilik bagan, hal tersebut disebabkan susahnya mendapatkan kayu Nibung untuk pemeliharaan Bagan  terutama tiang penyulam dan tiang utama,” ungkapnya.

Lebih lanjut Andre mengungkapkan, bagan -bagan milik para nelayan di Nunukan terutama di perairan Sebatik selama ini dikenal menjadi tempat penangkapan ikan Teri yang kemudian diproduksi menjadi Teri Ambalat. 

Maka dengan semakin minimnya Kayu Nibung sebagai konstruksi bagan, maka sudah pasti hasil tangkapan ikan teri oleh para nelayan juga semakin berkurang.

“Ini sangat berbahaya bagi perekonomian para nelayan kita. Terlebih, Teri Ambalat itu selama ini menjadi salah satu ikon komoditas nelayan di Nunukan,” paparnya.

Untuk itu, Andre berharap Pemerintah dan Aparat segera bertindak terhadap dugaan penyelundupan kayu Nibung ke negara jiran itu. Menurutnya pelarangan terhadap penyelundupan itu harus segera diberlakukan. 

Dari informasi yang beredar, kayu Nibung tersebut diambil di wilayah Sebaung, sehingga Andre berharap agar Aparat terkait dapat lebih rutin melakukan patroli. Hal tersebut selain untuk mencegah dan menindak aksi penyelundupan, juga dalam rangka memperkuat kedaulatan di tapal batas.

“Selain mencegah ekspolitasi, juga dalam rangka aktualiasi kedaulatan,” pungkasnya.

Pewarta : Eddy Santry

Petani Utarakan Manfaat Bendungan Bintang Bano bagi Pertanian

Sumbawa Barat – Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat, pada Jumat, 14 Januari 2022. Bendungan yang dibangun tahun 2015 ini memiliki luas genangan 256 hektare dan mampu mengairi sawah seluas 6.700 hektare.

Para petani yang berada di wilayah sekitar bendungan mengaku bersyukur dengan pembangunan Bendungan Bintang Bano. Salah satunya Ahyar Rosadi, petani dari Desa Moteng yang mengatakan bahwa saluran irigasi dari bendungan ini dapat dimanfaatkan untuk membuka lahan baru. 

“Dengan adanya Bendungan Bintang Bano ini lahan-lahan yang dilalui saluran irigasi ini bisa kita manfaatkan lagi untuk membuka lahan-lahan baru untuk para petani karena space dari yang dulunya masuk tadah hujan, sekarang bisa kita manfaatkan untuk lahan pertanian,” ujar Ahyar. 

Selain itu, Bendungan Bintang Bano ini mampu mereduksi banjir yang terjadi di Desa Moteng. Ahyar mengungkapkan, dengan adanya bendungan tersebut, banjir di desanya sudah tidak pernah terjadi lagi dalam dua tahun terakhir. 

“Pernah pada saat itu di tahun 2018, lagi panen-panennya petani sudah menyambit itu tinggal ditumbuk, eh hujan besar dibawa sama arus. Akhirnya petani kecewa mengalami kerugian besar saat itu. Tetapi akhir-akhir ini alhamdulillah, dua tahun ini tidak pernah banjir di desa kami,” lanjutnya. 

Senada, petani dari Desa Bangkot Monteh, Sangkot Rangkuti, menuturkan bahwa manfaat dari Bendungan Bintang Bano ini sangat terasa dalam penyelesaian permasalahan banjir. 

“Sebelum ada Bendungan Bintang Bano ini desa kami dan ke bawah sampai ke Taliwang sana itu kedatangan banjir. Setelah adanya Bendungan Bintang Bano ini sekarang tidak pernah banjir lagi,” ucap Sangkot. 

Selain pembangunan infrastruktur bendungan, para petani berharap agar pemerintah dapat memperhatikan pula bantuan pertanian bagi para petani seperti bantuan penyediaan alat dan mesin pertanian serta pupuk. 

“Kami berharap Pak Presiden bisa memperhatikan lagi untuk bantuan-bantuan seperti pupuk karena pupuk itu sekarang kami sangat sakit mencarinya. Apalagi setelah adanya bendungan ini, pertanian ini akan kita galakkan setahun tiga kali,” tambahnya. 

Pewarta: Eddy Santry

Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Bintang Bano

Sumbawa Barat – Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Jumat, 14 Januari 2022. Presiden berharap bendungan tersebut dapat mendukung ketahanan pangan dan memenuhi kebutuhan air baku di Provinsi NTB.

“Kita harapkan bendungan ini akan mendukung ketersediaan air di Sumbawa Barat, mendukung ketahanan pangan di Provinsi NTB dan juga bisa memenuhi kebutuhan air baku khususnya di wilayah-wilayah kering yang ada di Provinsi NTB,” ucap Presiden dalam sambutannya.

Kepala Negara menjelaskan bahwa air merupakan kunci bagi ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan. Hal tersebut yang mendasari pembangunan sejumlah bendungan di seluruh Tanah Air.

“Bendungan Bintang Bano ini adalah bendungan yang ke-29 yang telah kita resmikan sejak 2015 yang lalu. Insyaallah nanti pada akhir 2024 total bendungan yang akan diselesaikan adalah 57 bendungan di seluruh tanah air Indonesia,” jelas Presiden.

Bendungan yang telah dibangun sejak tahun 2015 dan menghabiskan biaya Rp1,44 triliun tersebut diketahui memiliki daya tampung sebesar 76 juta meter kubik dengan luas genangan 256 hektare dan mampu mengairi sawah seluas 6.700 hektare.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Ibu Iriana juga melepas ikan gabus dan menaiki perahu di bendungan. Tampak Presiden turut mendayung perahu bersama beberapa atlet dayung dalam perahu yang sama.

Sebelum bertolak kembali menuju Kabupaten Lombok Tengah, Presiden dan Ibu Iriana menyempatkan untuk menanam pohon jambu air di area Bendungan Bintang Bano.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam peresmian Bendungan Bintang Bano yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Bupati Sumbawa Barat Musyafirin.

Pewarta: Eddy Santry

Presiden Jokowi Harap Gelaran MotoGP Dongkrak Ekonomi Masyarakat

Lombok Tengah – Presiden Joko Widodo meninjau lokasi sarana hunian pariwisata (sarhunta) berupa homestay di Dusun Ebangah dan Gerupuk, Desa Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, pada Kamis, 13 Januari 2021, yang dibangun guna mendukung gelaran MotoGP Mandalika 2022. Presiden menyebut, gelaran balap motor kelas dunia tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. 

“Kita juga ingin agar Mandalika ini tidak hanya urusan balap motor tetapi juga memberikan efek ekonomi, memberikan efek pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat. Oleh sebab itu, beberapa desa di sekitar Sirkuit Mandalika telah dibangun homestay yang dibantu dari pemerintah pusat, disiapkan oleh pemerintah daerah,” ujar Presiden. 

Presiden pun optimisitis bahwa sarhunta yang telah dibenahi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut akan terisi penuh saat gelaran MotoGP nanti. 

“Tadi saya sudah mengecek satu per satu dari homestay yang telah dikerjakan oleh Kementerian PU. Nanti kita lihat bulan Maret apakah ini terisi atau tidak. Menurut saya insyaallah terisi semuanya,” tambahnya. 

Dalam peninjauan tersebut, Presiden tampak berkeliling untuk menyapa dan berbincang dengan beberapa pemilik sarhunta. Sufiati, pemilik Rizky Homestay, mengaku senang  dan bersyukur atas kunjungan Presiden ke sarhunta miliknya. 

“Senang sekali Pak, sulit diungkapkan dengan kata-kata begitu melihat Pak Presiden mengunjungi kita,” ucap Sufiati. 

Sufiati mengungkapkan bahwa sebelum adanya Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), kondisi sarhunta yang dia miliki kondisinya tidak sebagus sekarang.

Selain itu, Presiden juga berbincang dengan pemilik sarhunta lainnya, Amir. Tampak setelah berbincang, Presiden memberikan bantuan kepada Amir untuk membeli pendingin ruangan untuk rumah tinggal miliknya. 

Guna mendukung gelaran MotoGP 2022, Kementerian PUPR telah melakukan pembenahan 915 unit di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika yang terdiri atas 398 homestay dan 517 rumah swadaya. Sarhunta tersebut dapat menjadi alternatif akomodasi para wisatawan yang datang bekunjung guna menikmati ajang MotoGP.

Sarhunta yang dibangun oleh pemerintah telah dilengkapi oleh sejumlah fasilitas penginapan seperti tempat tidur, lemari pakaian, dan kamar mandi dalam. Selain itu, hunian dalam sarhunta tersebut juga telah mendapatkan sertifikasi cleanliness, health, safety, and environment sustainability (CHSE) dari Kementerian Pariwisata. 

Turut mendampingi Presiden saat meninjau adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, Wakil Bupati Lombok Tengah M. Nursiah, dan Komandan Lapangan MotoGP 2022 Hadi Tjahjanto.

Pewarta: Eddy Santry

Hari Kedua di NTB, Presiden Akan Resmikan Bendungan Bintang Bano

Lombok Tengah – Hari kedua kunjungan kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat, 14 Januari 2022, Presiden Joko Widodo akan meresmikan Bendungan Bintang Bano di Kabupaten Sumbawa Barat. 

Presiden didampingi Ibu Iriana dan rombongan lepas landas dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Kabupaten Lombok Tengah, dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU sekitar pukul 09.25 WITA.

Setibanya di helipad Bendungan Bintang Bano, Kabupaten Sumbawa Barat, Presiden akan langsung menuju lokasi peresmian. Presiden juga diagendakan untuk meninjau langsung fasilitas bendungan tersebut.

Usai melaksanakan salat Jumat, Presiden dan rombongan akan kembali ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid dengan menggunakan helikopter. Setibanya di bandara tersebut, Kepala Negara akan lepas landas kembali ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Kabupaten Sumbawa Barat antara lain, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, dan Kapolda NTB Irjen Pol Djoko Poerwanto.

Pewarta: Eddy Santry