Wakil Ketua DPRD Hadiri Pisah Kenang Kajari Nunukan

NUNUKAN – Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Nunukan, Hj. Andi Mariyati, menghadiri acara pisah kenang Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Nunukan, Fatoni Hatam, pada Rabu (21/10/25) malam di ruang pertemuan Restaurant Lanflin, Nunukan. 

Acara tersebut menjadi momen perpisahan sekaligus penghormatan atas pengabdian Fatoni Hatam selama menjabat sebagai Kajari Nunukan.

Dalam kesempatan itu, Hj. Andi Mariyati menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dedikasi Fatoni Hatam dalam menjalankan tugas di Kabupaten Nunukan.

Ia menilai, selama kepemimpinan Fatoni, koordinasi antara lembaga penegak hukum dan pemerintah daerah berjalan baik dan bersinergi.

“Mewakili seluruh anggota DPRD Nunukan, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Fatoni Hatam atas pengabdiannya di Kabupaten Nunukan. Semoga di tempat tugas yang baru, beliau senantiasa diberikan kesuksesan dan kelancaran dalam mengemban amanah serta tanggung jawab di jabatan yang sama,” ujar Hj. Andi Mariyati.

Menurutnya, sejak menjabat di Nunukan Fatoni Hatam memberikan kontribusi positif terhadap upaya penegakan hukum dan pembinaan hukum masyarakat di wilayah perbatasan. 

Kolaborasi lintas lembaga yang terjalin selama ini, kata dia, menjadi contoh sinergi yang baik dalam mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang bersih.

“Beliau tidak hanya berperan sebagai penegak hukum, tetapi juga mitra strategis pemerintah daerah dalam mewujudkan keadilan dan kepastian hukum bagi masyarakat Nunukan,” tambahnya.

Acara pisah kenang berlangsung hangat dengan suasana kebersamaan dan kekeluargaan, sejumlah instansi menyampaikan cenderamata dan kenang-kenangan kepada Kajari Nunukan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan jasanya selama bertugas.

Kegiatan tersebut dihadiri Bupati Nunukan H. Irwan Sabri, SE, unsur Forkopimda Kabupaten Nunukan, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan instansi vertikal, pimpinan BUMN, serta tokoh masyarakat. 

Kehadiran berbagai elemen tersebut mencerminkan kuatnya hubungan sinergis antara lembaga pemerintahan dan penegak hukum di daerah perbatasan.

(dkisp)

Skandal Ijazah UGM, Prof. Yudhie Haryono: Pratikno Aktor Tunggal Pemalsuan Ijazah Jokowi

Jakarta –Berandankrinews.com “Meskipun kebohongan itu lari secepat kilat, satu waktu kebenaran akan mengalahkannya!” Itulah ucapan apologetik dari seorang pakar hukum legendaris Indonesia, Prof. Dr. Jacob Elfinus Sahetapy atau yang lebih sering disapa sebagai Prof. Sahetapy.

Dalam kasus ijazah mantan Presiden Joko Widodo, ungkapan di atas amat relevan untuk disematkan. Bagaimanapun Joko Widodo dan para pembelanya berkelat-kelit, yang terkadang penuh drama menguras emosi, namun faktanya ‘kebenaran’ tetap memburu keaslian ijazah yang digunakannya saat mencalonkan diri menjadi pemimpin Kota Solo, DKI Jakarta, dan Republik Indonesia.

Di tengah hiruk-pikuk perdebatan tentang masalah tersebut, muncul pernyataan mengejutkan dari seorang Prof. M. Yudhie Haryono, M.Si, Ph.D., yang merupakan salah satu tokoh penting dalam perjalanan karir Jokowi, termasuk di awal-awal pencalonannya sebagai Walikota Solo tahun 2005. Dengan tegas, dosen dan pengurus yayasan sebuah universitas swasta di Jakarta ini mengungkapkan bahwa 100 persen Joko Widodo tidak memiliki ijazah Universitas Gajah Madah (UGM).

“100% Pak Jokowi tidak punya ijazah UGM,” ungkap Yudhie kepada Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum PPWI), Wilson Lalengke, melalui percakapan WhatsApp pada Rabu, 22 Oktober 2025, sambil menambahkan, “Dan, sudah lama kami usulkan untuk dihukum karena (dia) menipu semua orang.”

Ketika diminta pertanggung-jawaban atas kasus ijazah Jokowi dalam kapasitasnya sebagai pihak yang membawa suami Iriana itu ke panggung kepemimpinan daerah dan nasional, Yudhie mengelak. Dia beralasan bahwa perannya bersama rekan-rekan relawan lainnya, seperti Iwan Piliang, hanya fokus ke materi pemenangan saja.

“100% team lingkar luar tidak tahu. Kami fokus di materi pilgub dan pilpres,” akunya berkilah.

Lantas siapa yang bertanggung jawab atas munculnya ijazah UGM Joko Widodo yang diyakini palsu dan akhirnya menjadi skandal terbusuk dalam seleksi kepemimpinan di negara ber-Pancasila ini? “Ijazah Pak Jokowi yang atur itu Pratikno,” ujar Yudhie singkat menunjuk kepada sosok mantan Rektor UGM periode 2012-2017, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc.

Saat ditanyakan siapa saja yang mungkin ikut terlibat dalam pembuatan ijazah UGM made in Pasar Pramuka tersebut, Yudhie Haryono serta-merta menjawab hanya Pratikno sendiri. “Aktornya tunggal: Pratikno!” sebutnya dengan yakin.

Legitimasi akademik Presiden Joko Widodo sebenarnya telah lama menjadi bahan perdebatan publik. Bahkan, kasus ini telah menelan beberapa korban dipenjarakan karena mengusik keberadaan ijazah UGM yang diklaim palsu dan digunakan oleh Jokowi untuk mendaftarkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta dan calon Presiden Republik Indonesia.

Meskipun UGM telah berulang kali menegaskan bahwa Jokowi lulus dari Fakultas Kehutanan, semakin banyak aktivis dan kritikus yang mempertanyakan keaslian ijazahnya. Sayangnya, masih sangat sedikit yang menyoroti peran Pratikno—mantan Rektor UGM dan Menteri Sekretaris Negara di masa kepresidenan Jokowi lalu—yang memiliki ruang paling besar untuk melakukan tindak pemalsuan tersebut.

Terlepas dari apakah dugaan terhadap Prof. Pratikno sebagai aktor utama pemalsuan ijazah UGM Jokowi terbukti atau tidak, kontroversi kasus tersebut akan menjadi catatan sejarah terburuk di bangsa ini tentang kredibilitas, integritas, dan kejujuran, baik dalam ranah politik dan kepemimpinan maupun di dunia akademik Indonesia. Dugaan bahwa seorang mantan rektor dan menteri kabinet dapat terlibat dalam skandal semacam itu menimbulkan pertanyaan yang sangat meresahkan tentang merosotnya nilai kejujuran, integritas kepemimpinan bangsa, dan mekanisme akuntabilitas.

Seiring meningkatnya seruan untuk transparansi dari para pemangku kepentingan, publik menunggu penyelesaian yang pasti dan “in kracht van gewijsde”. Seperti kata Prof Sahetapy, kebenaran akan terus memburunya. Hingga saat itu tiba, bayang-bayang ijazah Jokowi—dan dugaan peran Prof. Pratikno di dalamnya—akan terus menghantui bangsa ini dari generasi ke generasi. (TIM/Red)

Pangkogabwilhan II Kunjungi Kabupaten Nunukan, Tegaskan Komitmen Penguatan Pertahanan Perbatasan

NUNUKAN – Pangkogabwilhan II, Marsda TNI M. Khairil Lubis, melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, sebagai bagian dari upaya memperkuat pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia.

Kunjungan tersebut berlangsung lancar, tertib, dan sesuai dengan protokol penyambutan pejabat tinggi TNI. Kehadiran Pangkogabwilhan II di wilayah perbatasan ini menjadi momentum penting untuk menegaskan komitmen TNI dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di daerah terdepan.

Dalam agenda kunjungan ini, Pulau Sebatik dan Kecamatan Sei Menggaris menjadi fokus utama. Kedua wilayah tersebut memiliki posisi strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam aspek pertahanan dan keamanan.

Marsda TNI M. Khairil Lubis menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dan kesiapsiagaan satuan di wilayah dalam mendukung program penguatan pertahanan perbatasan.

“Wilayah perbatasan seperti Nunukan, Sebatik, dan Sei Menggaris memiliki arti strategis bagi kedaulatan negara. Karena itu, kami ingin memastikan seluruh satuan di lapangan tetap siap, solid, dan bersinergi dalam menjaga keamanan serta memperkuat pertahanan di garis terdepan Indonesia,”
ujar Marsda TNI M. Khairil Lubis, Pangkogabwilhan II.

Kunjungan kerja ini diharapkan dapat memperkuat koordinasi, meningkatkan semangat pengabdian, serta meneguhkan komitmen TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI, khususnya di wilayah perbatasan Kalimantan Utara.

(Pendim 0911/Nnk)

Hari Kedua Kunjungan Pangkogabwilhan II di Nunukan, Tinjau Pos Gabungan di Perbatasan

NUNUKAN – Pangkogabwilhan II, Marsdya TNI M. Khairil Lubis, melanjutkan kunjungan kerja hari kedua di wilayah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Kamis (23/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan ke wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia untuk memastikan kesiapan satuan dan memperkuat sistem pertahanan negara di garis terdepan.

Rombongan Pangkogabwilhan II berangkat dari Marvel Hotel Nunukan menuju Kecamatan Sei Manggaris melalui Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan jalur laut dan darat menuju sejumlah pos pengamanan perbatasan.

Dalam kunjungan tersebut, Marsdya TNI M. Khairil Lubis didampingi jajaran pejabat Kogabwilhan II dan unsur teritorial setempat, di antaranya Danrem 092/Maharajalila Brigjen TNI Mohammad Sjahroni, Danlanal Nunukan Kolonel Laut (P) Primayantha Maulana Malik, serta Dandim 0911/Nunukan Letkol Inf Tony Prasetyo.

Fokus kegiatan hari kedua difokuskan pada peninjauan di Pos Gabungan Malaysia–Indonesia (Pos Gabma), Pos Sei Ular, dan Pos Sei Kaca. Di lokasi tersebut, Pangkogabwilhan II melakukan inspeksi sarana pertahanan, pemeriksaan kesiapan personel Satgas Pamtas Yon Kav 13/Satya Lembuswana, serta menyerahkan bantuan sosial kepada masyarakat perbatasan sebagai bentuk kepedulian TNI terhadap warga di wilayah terluar.

“Wilayah perbatasan seperti Nunukan, Sebatik, dan Sei Menggaris memiliki arti strategis bagi kedaulatan negara. Karena itu, kami ingin memastikan seluruh satuan di lapangan tetap siap, solid, dan bersinergi dalam menjaga keamanan serta memperkuat pertahanan di garis terdepan Indonesia,”
ujar Marsdya TNI M. Khairil Lubis, Pangkogabwilhan II.

Kunjungan kerja ini berjalan dengan lancar, tertib, dan aman, serta mendapat apresiasi dari unsur pimpinan satuan di wilayah. Selain memperkuat koordinasi antarsatuan, kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menegaskan kehadiran negara di wilayah perbatasan serta meningkatkan semangat pengabdian prajurit TNI dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.

(Pendim 0911/Nunukan)

Pisah Kenang Kajari, Bupati Irwan : Semoga Sukses di Tempat Tugas Yang Baru

NUNUKAN – Ada pertemuan, ada pula perpisahan. Suasana haru dan penuh kehangatan mewarnai Acara Pisah Kenang Kepala Kejaksaan Negeri Nunukan Fatoni Hatam di Restoran Lenflin, Rabu Malam (21/10).

Acara Pisah Kenang tersebut menandai berakhirnya masa jabatan Fatoni Hatam sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Nunukan.

Fatoni Hatam dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah dan seluruh masyarakat di Kabupaten Nunukan atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

“Dinamika dan tantangan yang saya hadapi saat bertugas memang sangat terasa, tapi berkat dukungan dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dan kejaksaan, semua permasalahan-permasalahan yang ada dapat terselesaikan dengan baik,” kata Fatoni.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bupati Irwan Sabri. Meski belum lama berinteraksi secara langsung, namun Bupati Irwan mengakui bahwa Fatoni Hatam mampu menjalin sinergi dan kolaborasi yang sangat erat dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Bupati dalam kesempatan itu juga sempat mendoakan Fatoni Hatam. “Saya percaya, pengabdian dan kinerja yang baik selama ini akan mendapatkan ganjaran dari allah swt. Akhirnya, selamat bertugas di tempat tugas yang baru, semoga kesuksesan dan kelancaran akan selalu menyertai perjalanan karir bapak Fatoni Hatam dan keluarga,” kata Irwan.

Selain diikuti oleh jajaran Kejaksaan Negeri Nunukan, Malam Pisah Kenang tersebut juga dihadiri oleh Jajaran Forkopimda, Kepala – Kepala OPD, pimpinan instansi vertikal, dan pimpinan BUMN, serta tokoh – tokoh masyarakat.

(PROKOMPIM)