Stadion Penuh ! Liga TNI Cup III Tahun 2019 Resmi Dibuka

NUNUKAN – Stadion Sei Bilal Kelurahan Nunukan Barat pada Sabtu kemarin dibanjiri warga masyarakat Nunukan, (7/09). Pagelaran akbar tahunan yang diselenggarakan oleh Kodim 0911/Nnk, Lanal Nunukan dan Instansi terkait lainnya dalam rangka HUT TNI ke 74 berlangsung sangat meriah.

Sebanyak 31 tim yang terdaftar akan memperebutkan piala bergilir TNI Cup III Tahun 2019 kali ini. Diawali dengan seremoni pembukaan hingga yang tak kalah spektakuler yakni iring-iringan Mobil dan Motor gabungan TNI, Polri dan komunitas Jeep serta Trail (NTC) yang membawa Piala bergilir Juara Tahun lalu yakni PU United seakan membuat penonton yang hadir semakin bergemuruh.

Pertandingan tersebut diselenggarakan mulai tanggal 7 September hingga 7 Oktober mendatang. Dalam amanat yang dibawakan Danlanal Nunukan Letkol Laut (P) Anton Pratomo S.E., M. Tr. Hanla selaku Irup menyatakan bahwa event yang sangat dinantikan warga Nunukan telah hadir. Olahraga sebagai sarana mempererat kesatuan dan persatuan kita semua, olahraga untuk masyarakat dan masyarakat untuk olahraga merupakan semboyan yang pas untuk momen saat ini, tuturnya.

Sebanyak kurang lebih 650 orang memenuhi stadion Sei Bilal. Dalam acara tambahan yakni penyerahan Piala bergilir dari Askab PSSI Nunukan kepada Komandan Kodim 0911/Nunukan Letkol Czi Eko Pur Indriyanto, SE, M.I. Pol, M. Tr. Han dan penyerahan bola kepada wasit yang akan memimpin pertandingan selama sebulan kedepan.

Secara resmi pertandingan dibuka dengan penendangan bola pertama secara simbolis oleh Kapolres Nunukan AKBP Teguh Triwantoro, S.IK, MH dilanjutkan foto bersama para unsur FKPD yang hadir.

Pada partai pertama yang diambil secara acak oleh Danlanal Nunukan mempertemukan PSJ Kansas (Kecamatan Sei Manggaris) VS Tisufa FC (Sei Fatimah). Skor 4 – 0 untuk kemenangan PSJ Kansas.

(Pendim 0911/Nnk)

Selain Tugas Pamtas RI-Malaysia, Prajurit Yonif Raider 600/Modang Mengajar Mengaji Anak Perbatasan

Nunukan- Menjaga perbatasan dari penyusupan asing, sudah menjadi tugas Tentara Nasional Indonesia (TNI). Meski menghadapi berbagai keterbatasan, namun mereka diharuskan mampu melaksanakan seluruh tugasnya dengan baik. Selain menjalani tugas pokok sebagai penjaga perbatasan dan mengamankan perbatasan, TNI juga harus mampu membina warga lokal, bekerja sama dengan masyarakat setempat memberi penyuluhan pertanian, berkebun menanam jagung dan ubi di kebun tadah hujan yang tandus serta mengelola sawah, maupun lainnya.

Di samping tugas pokok pengamanan perbatasan RI tersebut, TNI juga memiliki kemampuan manunggal dengan rakyat melalui Pembinaan Teritorial. Dengan kata lain, Selama ini, TNI sesuai jatidirinya (sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional), selain mampu melaksanakan tugas pengamanan perbatasan sebagai tugas pokoknya Satgas Pamtas, juga mampu membantu masyarakat sekitar perbatasan dengan hal yang sangat baik dan sangat dirasakan langsung manfaatnya, seperti dengan ikut membantu warga / anak-anak sekitar pos-pos penjagaan membaca, menulis dan lain sebagainya. Bahkan tak ada juga prajurit tersebut berlaku sebagai guru ngaji terhadap anak-anak di daerah setempat, sebagaimana yang berlangsung di lingkungan warga Muslim perbatasan RI-Malaysia.

Adalah Satgas Pamtas RI-Malaysia Yonif Raider 600/Modang Sersan Satu Haris berinisiatif memberikan pembekalan dasar di bidang Agama bagi anak-anak di desa tersebut, selain menjadi tenaga bantuan Pendidik di sekolah pada pagi hari, pada sore hari Personel Satgas memberikan juga pembekalan agama dengan cara mengajarkan membaca Al Quran kepada anak-anak, di Desa Sei Manggaris tepatnya daerah Sei Ular, Minggu (8/9/2019).

Mayor Inf Ronald Wahyudi selaku Dansatgas Yonif Raider 600/Modang menuturkan “Banyaknya anak usia di bawah 10 tahun berminat memperdalam ilmu agama. Dengan keterbatasan yang ada Personel Pos membuat Pondok untuk anak-anak belajar mengaji di depan Pos Sei Ular. Di Pondok berukuran 2,5×4 meter ini anak-anak belajar membaca ayat suci Al Quran dengan bimbingan personel Pos”.

“Tahap demi tahap tingkat demi tingkat minat anak-anak yang awalnya hanya berjumlah 5 sampai 8 orang mulai bertambah setiap minggunya, dan saat ini tercatat sekitar 20 anak-anak beragam usia rajin setiap sore datang ke Pos untuk menimba ilmu agama dan mempertebal pondasi agamanya”, jelasnya.

“Hal tersebut mendapat respon positif dari masyarakat sekitar, masyarakat sekitar Pos Sei Ular Satgas Yonif Raider 600/Modang berencana akan memberikan bantuan berupa tenaga dan bahan untuk memperluas dan memperbaiki Pondok tempat anak-anak mereka belajar mengaji supaya menambah minat anak-anak sekitar datang ke Pos untuk belajar Mengaji”, ujarnya.
“Selama masa pertumbuhan dan perkembangan mental anak-anak, pendidikan agama merupakan unsur penting yang harus di tanamkan karena hal tersebut merupakan tiang pondasi untuk masa depan mereka. Rencana program ini akan kami jadikan program tetap kami dan akan kami sosialisasikan ke seluruh jajaran Pos Satgas Yonif Raider 600/Modang supaya dapat lebih dekat dengan masyarakat sekitar”, tegas Dansatgas.

(Penrem 091/ASN)

Danrem 091/ASN Hadiri Prosesi Pembukaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura

KUTAI KARTANEGARA– Komandan Korem 091/ASN Brigjen TNI Widi Prasetijono mengahadiri acara Pembukaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Tahun 2019 yang merupakan pesta adat Kutai Kartanegara yang di pusatkan di kawasan Museum Mulawarman Jl. Diponogoro, Kelurahan Panji Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (8/9/2019).

Tradisi adat budaya Erau tahun ini dengan tema “Eroh Bepijak Awal Kerabat di Rakat, Kampong di Rakat, Rakyat di Rakat Be Harkat Be Berkat”. Yang akan dilaksanakan selama 7 hari yaitu mulai tanggal 8 sampai dengan 15 September 2019 dan selanjutnya akan dilaksanakan Tenggarong Internasional Folk Arts Festival (TIFAF) yang akan di mulai pada 21-29 September 2019.

Acara Erau Adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura adalah acara yang rutin dilaksanakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada setiap tahunnya. Prosesi mendirikan Tiang Ayu serta Titah Sultan dalam membuka Erau dan  Penyalaan Berong sebagai tanda dimulainya pelaksanaan Erau Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Disela-sela acara Danrem 091/ASN mengatakan “Kegiatan tersebut sebagai upaya melestarikan Tradisi Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang menjadi salah satu ikon kegiatan budaya di tanah air serta mengangkat Festival Budaya Daerah ke Kancah Internasional dengan melibatkan peserta Kesenian Rakyat,” jelasnya.

(Penrem 091/ASN)

Lewat Arisan keluarga Ika 93 pererat Tali silaturahmi

BONE – Menjalin hubungan tali silaturahmi setiap insan manusia di bumi ini seakan menjadi wahana untuk eratkan tali silaturahmi kekeluargaan

Ika 93 smp 4 wtp punya cara tersendiri eratkan hubungan tali silaturahmi dengan keluarga besarnya lewat Arisan keluarga agar setiap bulannya bisa kumpul dan bercengkrama satu sama lainnya ungkap Erni diamini teman temannya , Icha , Jumiaty, Abbi, Firman, Enhul, Muliaty Erniwati T, A. Emma, Kasma, Anti , aji Irma ,

Kegiatan Arisan ini setiap bulan dilaksanakan agar bisa menjadi tempat kumpulnya teman teman karena Ika 93 Smp 4 wtp Ada juga yang tugas diluar kab Bone, bahkan luar provinsi Sulawesi Selatan

Namun jika salah satu keluarga tiba tiba ada cuti ke Bone , kami ramai ramai kembali ngumpul sekedar berbagi cerita dan pengalaman selama tugas diluar Bone, ujar Andi Syail Askari saat dikonfirmasi langsung oleh awak media ini disela sela acara arisan Yang sedang dilaksanakan Di Alfin Cafe jln yos Sudarso watampone Kab Bone Minggu, 08 – 09-2019

Ketua Apdesi provinsi Sulawesi Selatan Sri Rahayu Usmi yang Akrab dipanggil ibu Ayu karena kesibukan sebagai ketua beberapa lembaga terkadang sekali kali menyempatkan diri kumpul kumpul juga dengan ika 93 smp 4 wtp kalau bertepatan ada di Bone urainya saat dikonfirmasi awak media ini melalui sambungan whatsap pribadinya

Iwan Hammer Ketua DPD Asosiasi pedagang kaki lima Indonesia Kab Bone yang juga tercatat sebagai Anggota IKA 93 SMP 4 WTP juga terkadang Hadir karena selain sebagai ketua Lsm beliau juga Aktif di media online jelas M. Noer diiyakan Samirkan, Rudi dan Irawan

Irwan N Raju

PMII di Perbatasan Tuntut PLN Bertanggung Jawab Atas Pemadaman Bergirlir di Sebatik

NUNUKAN – Sejumlah Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Sebatik menggelar Aksi Aksi Unjuk Rasa yang ditujukan kepada PLN Sebatik di depan kantor PLN Ranting Sebatik di Desa Tanjung Harapan pada Sabtu, 07 September 2019. Tidak hanya dari PMII, Massa Aksi juga berhasil menarik simpati dan dukungan dari masyarakat sekitar.

Dalam aksinya tersebut, dengan Andi Massarappi selaku koorditor menyampaikan ada beberapa tuntutan diantaranya meminta agar pihak PLN segera memperbaki pelayanan listrik dalam waktu yang secepat-cepatnya. Selain itu, PT PLN juga dituntut untuk memberikan biaya kompensasi  tiap rumah berupa token listrik.

“Ini sesuai dengan aturan yang terdapat pada UU No.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan pasal 29 point 1 yang mengatur hak konsumen,” ujar Andi atau yang akrab dipanggil JJ Yunior tersebut.

Selain orasi, aksi juga dilakukan dengan menyalakan 40 lilin dan pengusungan keranda jenazah. Hal tersebut menurut Andi adalah sebagai simbol dari gelapnya kondisi masyarakat akibat matinya listrik. Sementara pengusangan dilanjutkan pembakaran keranda yang bertuliskan RIP PLN adalah bentuk kekecewaan masyarakat terhadap pelayanaan PLN selama beberapa bulan ini.

Aksi Andi Massarappi dalam orasinya juga mengatakan ”jangan pernah katakan kemakmuran, jangan pernah katakan keadilan, jangan pernah katakan demi hukum. Jika masih saja menginjak nginjak hak rakyat, tolong selamatkan listrik kami berikan kami ganti rugi terhadap kerusakan yang kami alami akibat pemadaman listrik bergilir, dan kami juga mendorong Pemerintah dalam pembenahan total terhadap management PLN khususnya di Sebatik.” tandasnya.

Setelah melaksanakaan orasi di depan Kantor PLN, perwakilan masa kemudian berdialog dengan Manager PLN Rayon Nunukan (Fajar Setiadi). Selama dialog berlangsung, manager PLN mananggapi permasalahan terkait pemadaman bergilir selama beberapa bulan ini dengan berbagai kendala teknis yang dialami oleh timnya dilapangan. Tidak hanya itu, pihak PLN juga menjawab tuntutan aksi yang dilayangkan oleh mahasiswa.

Menurut Fajar Setiadi selaku Manager PLN Rayon Nunukan bahwa kemampuan daya mesin yang ada di Sebatik seharusnya 3 MW, namun karena adanya pengalihan keluar daerah sehingga menyisakan 1,2 MW saja.

Terkait masalah kompensasi, Fajar Setiadi mengakui adanya hal tersebut dalam UU nomor 30. tahun 2019 dan Peraturan Menteri ESDM nomor 27 tahun 2007, namun ganti rugi baru dapat diberikan ketika pemadaman mencapai durasi 10 jam dalam sehari.

“Kompensasi telah kami berikan kepada masyarakat yang terdapat disalah satu daerah Pulau Nunukan karena telah mencapai 10 jam sehari. Sedangkan di Sebatik, pemadaman hanya berkisar 3-8 jam saja “ ungkap Fajar

Diketahui, dari dialog tersebut tersebut terunkap bahwa kompensasi di daerah Sebatik akan di kaji ulang mengingat persoalan listrik terlah berlangsung selama beberapa bulan dan akibat panjangnya durasi tersebut sehingga tidak sedikit kerugian yang telah ditimbulkan kepada masyarakat baik itu kerugian ekonomi hingga kerusakan alat-alat elektronik.

“Kami mencurigai adanya permainan dari PLN dalam melakukan pemadaman di bawah 10 jam, hal tersebut bisa saja dilakukan hanya sampai 9 jam sehari untuk menghindari pemberian kompensasi kepada masyarakat,”tandas Andi.

Sementara salah seorang tokoh Perbatasan H. Herman Baco kepada pewarta mengungkapkan keluhanya terkait kondisi listrik yang sangat memprihatinkan selama beberapa bulan ini. Menurutnya, Listrik di wilayah Sebatik memang tidak pernah stabil sejak ia menetap di wilayah itu.

“Beginilah kondisi kami masyarakat di wilayah perbatasan. Apa pelayanan atas hak rakyat di wilayah pinggiran benar-benar harus terpinggirkan?,” keluhnya. (eddy/Str)