NUNUKAN – Wakil Bupati Nunukan Hermanus, S.Sos menghadiri dan membuka acara intervensi evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di kecamatan Nunukan Selatan tahun 2025, bertempat di kantor camat Nunukan Selatan lantai II. Senin (07/07)
Acara tersebut dihadiri Camat Nunukan Selatan, Forkopimcam Kecamatan Nunukan Selatan, para lurah di lingkungan Kecamatan Nunukan Selatan, dan Kepala Puskesmas Nunukan Selatan.
Dalam sambutannya wakil Bupati Nunukan mengatakan stunting sampai saat ini masih jadi masalah serius, baik di tingkat pusat maupun daerah. meskipun mengalami penurunan, namun angka stunting di kabupaten Nunukan tahun 2024 masih berada di kisaran 11 persen, sementara angka prevalensi stunting di provinsi kalimantan utara sebesar 27, 5 persen.
“Stunting disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, termasuk dari kepedulian para orang tua dan masyarakat.”ucap Wabup
Sehingga penanganan stunting, menurut Wabup juga harus melibatkan banyak pihak, mulai dari ibu – ibu PKK, dinas kesehatan, dinas sosial, dinas pendidikan, termasuk tokoh – tokoh masyarakat. semua harus bahu membahu, bergotong royong bersama – sama untuk mengatasi masalah stunting.
Tim percepatan penurunan stunting di Wilayah kecamatan Nunukan Selatan akan melaksanakan intervensi dan evaluasi.
berharap, evaluasi ini nanti bisa menyajikan data dan fakta mengenai stunting di lapangan secara riil, supaya bisa dimiliki gambaran apakah upaya yang sudah dilakukan selama ini memberikan hasil yang maksimal. jika ada penurunan, berapa angkanya, termasuk jika justru naik apa penyebabnya.
evaluasi ini sangat penting supaya kita bisa mengetahui dan menentukan strategi yang paling efektif untuk dilakukan untuk menangani stunting di wilayah kecamatan Nunukan Selatan.
Pemilihan strategi menjadi hal yang tidak boleh diabaikan, karena penyebab stunting tiap – tiap daerah bisa berbeda – beda. jika langkah – langkah yang diilakukan selama ini dinilai kurang efektif, maka jangan pernah ragu untuk mencari strategi – strategi yang lain.
“Dari evaluasi ini, saya juga berharap kita bisa memetakan secara lebih detail, sebetulnya apa faktor penyebab stunting yang paling dominan di wilayah kecamatan Nunukan Selatan, sehingga kita akhirnya bisa melakukan pendekatan dan penanganan secara intensif,” Tambah Hermanus.
Lanjut dikatakan persoalan stunting tidak boleh dipandang sebelah mata. Jika terus dibiarkan, stunting sangat mengancam kualitas dari generasi muda. anak – anak stunting berpotensi mengalami penurunan kecerdasan, gangguan mental, dan di usia dewasa sangat beresiko terkena penyakit – penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes, jantung dan lain sebagainya.
Mengingat pentingnya masalah stunting ini, maka saya mengajak kepada kita semua yang menjadi bagian dari tim percepatan penurunan stunting untuk terus bekerja keras.
“lakukan apa saja yang kita mampu, sesuai peran dan posisinya masing – masing, bisa lewat edukasi kepada para ibu, edukasi kepada para remaja yang akan menikah, pemberian langsung bantuan makanan kepada balita, dan banyak lagi yang bisa dilakukan”, harapnya.
Hermanus mengatakan persoalan stunting harus diselesaikan secara keroyokan, tidak bisa jika hanya diserahkan kepada pemerintah semata.
(PROKOMPIM)
