Sejarah Penamaaan Danau Tempe di Kabupaten Wajo

YOGYAKARTA – Bincang kepemudaan yang digelar di Asrama Putri Wajo di YogyakartaDalam acara ini menghadirkan Bupati Wajo beserta Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wajo dan juga dari Dekan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Ali Agus serta Suryadin Laoddang alumni Kepmawa Yogyakarta yang juga dikenal sebagai Dosen online. Kamis(17/10/2019).

Dalam pemaparan dari Suryadin Laoddang menyampaikan bahwa sederhana sekali ketika ingin memperbaiki Wajo salah satu caranya adalah membantu kalau bukan SDM-nya maka PAD.nya

Suryadin Laoddang merupakan warga Kabupaten Wajo yang pernah tinggal di daerah Lapongkoda Jalan Jati dan tahun 1997 meninggalkan kampung halamannya menuju ke Yogyalarta dan dia sangat berhutang budi Kepada kampung halamannya.

Yang dikatakan terkait dengan sumber daya alam dia berharap kepada Bupati Wajo untuk bisa mungkin disampaikan bahwa sudah waktunya digitalisasi informasi objek-objek wisata kabupaten Wajo diangkat sesegera mungkin lewat Facebook, Instagram, lewat YouTube atau menjadikan anak mahasiswa ini sebagai Booster.

“Saya yakin kalau Dinas Pariwisata Kabupaten Wajo mengupload cerita tentang Bung Paranie, mengangkat cerita tentang Tosora yang intinya ternyata Islam itu pertama kali masuk Di Wajo dan bukan di daerah Jawa dan ditambah lagi anak-anak mahasiswa yang menjadi Boosternya, maka apa yang terjadi dunia sejarah Islam di Indonesia akan gempar orang akan kaget,” ungkapnya.

Atau ada yang pernah punya foto Gus Dur ketika berkunjung ke Tosora ketika di jembatan kecil lece leccenge sebelum tosora beliau berhenti karena tidak bisa lanjutkan perjalanan karena Mobilnya mogok.

“jika ini kita angkat ceritanya maka orang akan bisa menilai bahwa Wajo itu seperti apa, lalu ketika kita bercerita tentang gua nipong di daerah Pasanggrahan dan sekelilingnya, atau kita cerita juga tentang Danau Tempe,” tutur Dosen Jualan.

“Danau Tempe dulunya penghasil Red Beans, Red Beans adalah semacam kacang merah terbesar mulai abad ke-8 sampai ke abad ke 14, Kacang merah adalah kacang yang paling mahal di Eropa utamanya di Rusia dan cikal bakalnya tanaman ini berasal dari pinggiran Danau Tempe, kacang merah dalam bahasa bugisnya atau dalam bahasa Bugis kuno disebut dengan “CeMPE” dan ini Kemudian berulang-ulang dari generasi ke generasi sehingga berubah nama menjadi ” TEMPE ” dan itu adalah asal mula penamaan dari pada Danau Tempe,” ungkap Suryadin Laoddang menambahkan.

Dan dikatakan kalau sayang cerita ini tidak ada yang mengangkat, tidak ada yang menceritakan dan tidak ada yang membahasakan, makanya dia berharap kepada adik mahasiswa, supaya cerita ini diangkat jadi narasi di Sulawesi Selatan kemudian menjadi narasi di tingkat Nasional dan itu harus memang diangkat.

“Dua hari yang lalu, saya baru dari Banyuwangi Dan ada hal yang menarik di Banyuwangi yang bisa dicontoh Kabupaten Wajo, kalau di Banyuwangi dipromosikan jeruk manisnya dimana aslinya tanaman ini berasal dari Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan namanya Lemo Cina dan Lemo Cina ini ada di Banyuwangi sekarang sudah menggeser dominasi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara sebagai penghasil sumber Lemo Cina di Pulau Jawa,” jelas Suryadin Laoddang.

Disampaikan bahwa kenapa ini bisa terjadi, karena petani penggarapnya bikin perkebunan Lemo Cina, lalu semua anak SMK di Banyuwangi ada MoU dengan penanam penanam digital ini, mereka tidak lagi dimagangkan di kantor-kantor pemerintah seperti kemarin yang 3 bulan jangka waktunya, tapi mereka diajarin ilmu-ilmu digital diajarin bikin website, YouTube, Vlogger dan Instagram.

Mereka mempromosikan hasil pertanian di Banyuwangi, artinya kalau kebijakan ini sampai di Kabupaten Wajo, katakanlah 300 anak mempromosikan semua potensi-potensi di Kabupaten Wajo, Insya Allah akan berkembang menjadi luar biasa dan ini Low Cost dan ini tidak perlu menghadirkan uang banyak untuk menggaji Youtuber youtuber tadi

“Dan saya siap untuk dipanggil pulang ke Wajo untuk memberikan ilmunya, dan tidak usah dibayar, saya siap memberikan sesuatu untuk Kabupaten Wajo,” kata Dosen Jualan ini.

Dalam kesempatan ini Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud menyampaikan bahwa kalau Ketua Kepmawa sekarang rata-rata berhasil, seperti Elfrianto yang sekarang jadi anggota DPRD Wajo, juga Abdul Rahim yang sekarang jadi ketua Karang Taruna Kabupaten Wajo dan tidak mudah untuk jadi ketua karang taruna.

“Artinya kita sekarang ini mencetak pemimpin-pemimpin dan malam ini kami juga bersama dengan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wajo,” jelas Bupati Wajo.

Dalam acara ini Bupati Wajo juga menyampaikan kalau ada pemberian bantuan hibah kepada Asrama Mahasiswa Wajo di Yogyakarta yang akan diprogramkan di tahun 2020 nanti, yang disambut tepuk tangan meriah dari para Mahasiswa Wajo yang kuliah di Yogyakarta.

“Pesan saya kepada Suryadin Laoddang, biar tidak diundang datang di Wajo, seharusnya pulang ke kampung halamannya untuk membangun daerahnya di sana, di Wajo,” kata Bupati Wajo menambahkan, yang disambut tangan meriah dari mereka yang hadir malam itu.

( Humas Pemkab Wajo )