RSUD Nunukan Raih Akreditasi Paripurna Bintang 5

Hanafiah : Akreditasi Ini Jadi Semangat Baru Bagi Para Nakes

NUNUKAN – Rumah Sakit Kabupaten Nunukan berhasil meraih Akreditasi Sempurna, Tingkat Kelulusan Paripurna Bintang 5 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS).

Akreditasi Paripurna Bintang 5 adalah nilai tertinggi yang diberikan KARS berdasarkan capaian rumah sakit terhadap standar nasional ditetapkan, mulai dari sarana dan prasarana yang dimiliki, tenaga kesehatan, hingga standar prosedur penanganan pasien, termasuk mempertimbangkan hasil survey kepada masyarakat.

Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit diserahkan oleh Sekretaris Eksekutif KARS dr. Djoti Atmodjo, Sp,A, MARS, FISQua kepada Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah di Jakarta, Senin (22/1).

Direktur Rumah Sakit Nunukan dr. Dulman dan Ketua Akreditasi Rumah Sakit Kabupaten Nunukan dr. Soleh, serta beberapa pejabat di Rumah Sakit Kabupaten Nunukan turut hadir menyaksikan penyerahan sertifikat tersebut.

Wakil Bupati Hanafiah dalam kesempatan itu mengatakan, Akreditasi Paripurna Bintang 5 dari KARS akan memberi semangat baru bagi pemerintah, para tenaga kesehatan (Nakes) di rumah sakit untuk terus bekerja meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Akreditasi Paripurna Bintang 5, kata Hanafiah, adalah bentuk pengakuan, bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Nunukan tidak kalah dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit Tawau, Malaysia.

“Ini (Rumah Sakit Kabupaten Nunukan) potret dari bangsa kita di perbatasan. Selama ini kita dianggap sebelah mata dan kalah dengan Malaysia, namun akreditasi paripurna bintang 5 ini membuktikan bahwa kualitas pelayanan kesehatan kita sudah jauh lebih baik,” kata Hanafiah.

Sementara itu, dr. Djito Atmodjo meminta kepada jajaran manajemen di rumah sakit Kabupaten Nunukan agar terus meningkatkan kualitas pelayanannya, meskipun saat ini sudah berhasil meraih akreditasi paripurna.

Menurut Djito, ada hal – hal yang sering kali dilupakan saat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yaitu komunikasi dan etika. “Selain peralatan yang lengkap, dokter dan tenaga medis yang memadai, ada juga hal – hal yang harus ditingkatkan, yaitu perbaikan komunikasi dan etika saat memberikan pelayanan,” kata Djito.

(PROKOMPIM)