Monitoring Pembangunan Perdana Wabup Nunukan di Pulau Sebatik, Tinjau RTLH dan Sekolah Hermanus : Percuma sekolah sudah bagus tapi WC nya sangat kotor, Kebersihan itu mempengaruhi tingkat IQ seorang siswa.

NUNUKAN – Untuk pertama kalinya Wabup Hermanus melakukan monitoring pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari tugas pengawasan dan evaluasi terhadap proyek-proyek infrastruktur yang sedang berjalan.

Demi mengefesienkan waktu, usai mengantar Sestama BNPP, Wabup Hermanus langsung melakukan monitoring pembangunan di wilayah Pulau Sebatik, Kamis 8 Mei 2025.

Rumah tidak layak huni (RLTH) Tahun Anggaran 2024 menjadi tempat pertama yang menjadi pantauan dari orang nomor dua di Pemerintah Kabupaten Nunukan ini. Sebanyak 70 unit bangunan yang ada di Kabupaten Nunukan diantaranya, Sembakung 14 unit, Seimenggaris 3 unit, Nunukan Selatan 11, Nunukan 11 unit dan Sebatik Timur sebanyak 11 unit. Salah satu diantaranya yang dikunjungi yaitu RLTH atas nama Bapak Baharuddin dan Ibu Hafsah yang berada di Sebatik Timur.

Setelah monitoring RLTH, kemudian dilanjutkan menuju sekolah SDN 006 Sebatik Tengah. Menjadi atensi Wabup Hermanus pertama yang disorot tentang WC sekolah, menurutnya percuma sekolah sudah bagus tapi WC nya sangat kotor, Kebersihan itu mempengaruhi tingkat IQ seorang siswa.

” Kedepan ini yang menjadi perhatian bersama kita, WC itu merupakan cerminan dari sebuah sekolah, dan guru wajib memberikan himbauan kepada siswa-siswinya,” jelas Wabup.

Wabup Hermanus juga menginstruksikan kepada kepala sekolah untuk membuat Pemetaan masalah dari sekolah masing-masing, pokok pokok masalah yang kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan seperti berdampak banjir dan akses jalan menuju sekolah.

” Hal ini disampaikan saja pak, biar orang dinas tahu masalah masalah yang terjadi, karena tiap sekolah pasti beda beda masalah masing-masing, jadi kedepan kita cicil pekerjaannya, dan masterplan harus bagus dari dinas.”Ungkapnya.

Sambil bincang yang sangat santai jauh dari kata formal Wabup Hermanus meminta ke Dinas Pendidikan, terkait pembangunan sekolah supaya menyesuaikan bahan bangunan dengan wilayah tersebut.

“Seperti kalau susah semen ya jangan dipaksakan bangunan menjadi beton tapi bisa menggunakan kayu, menurutnya sekolah dari bahan kayu juga bagus dan tidak mubasir, lebih kepada penghematan”, Jelasnya.

(PROKOMPIM)