Masyarakat Nunukan Dirikan Posko Bersama Solidaritas Untuk Korban Banjir Bandang NTT

Nunukan – Bencana Alam berupa Banjir Bandang yang melanda 10 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu 4 April 2021 dini hari telah menyisakan duka dan kerugian terutama bagi warga yang bermukim di wilayah tersebut.

Musibah tersebut juga telah menumbuhkan empati dari berbagai pihak. Semangat kebersamaan sebagai saudara sebangsa dan setanah air nampak dari berbagai aksi kemanusiaan yang spontan dilakukan dibeberapa daerah.

Tak terkecuali di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), masyarakat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini juga bangkit spontanitas nya dalam aksi solidaritas dengan mendirikan Posko Bersama untuk Para Korban di NTT

Posko yang mengambil markas di Jl. RA. Kartini , Nunukan tersebut dalam aksinya selain melakukan penggalangan dana juga menerima penyaluran bantuan lain berupa pakaian layak pakai, makanan instan dan bantuan lain dari para donatur.

“Posko ini memang didirikan atas dasar spontanitas dari solidaritas dari kami masyarakat Nunukan untuk saudara – saudara kita yang saat ini menjadi korban musibah di NTT. Kita harap posko ini akan menjadi basis dari berbagai elemen dalam penggalangan hingga penyaluran bantuan nantinya,” tutur Koordinator Relawan Posko Bersama, Abu Saman kepada Pewarta, Senin (5/4).

Aksi yang dilakukan, ungkap Abu Saman pun berbagai macam. Mulai dari menggalang dana dari para pemakai jalan raya di Kota Nunukan hingga pengaturan distribusi bantuan yang berupa pakaian layak pakai.

“Selain menggalang dana dan menerima penyaluran bantuan, Posko Bersama juga membuka rekening donasi,” ungkapnya

Bagi para dermawan yang tak berkesempatan menyalurkan langsung di Posko, donasi dapat disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) di nomor rekening 361601031082530 atas nama Dorothea Kidi Ruing atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim-Kaltara di nomor rekening 0097702071 atas nama Elizabeth Peni

Diketahui, Hingga Senin 5 April 2021 siang Pukul 15: 00 WIT, jumlah korban yang dinyatakan meninggal dunia bertambah menjadi 68 orang.

Angka ini merupakan jumlah keseluruhan dari 11 daerah terdampak dan merujuk pada data mutakhir yang didapatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dari 68 orang meninggal dunia tersebut, 44 di antaranya merupakan warga Flores Timur, 11 orang di Lembata, 2 orang Ende, dan 11 orang Alor.

Selain itu, BNPB juga mencatat sebanyak 70 orang hilang dengan rincian 26 orang di Flores Timur, 16 orang Lembata, dan 28 orang dari Alor. (Eddy Santry)