KEPALA KSOP DI NILAI LAMBAT ATASI DUA LISME TKBM DALAM PELABUHAN TUNAN TAKA NUNUKAN

NUNUKAN – Koprasi TKBM Tunan Taka lakukan demonstrasi di depan kantor syabandar Nunukan karena di nilai Kepala KSOP lambat mengatasi adanya dua lisme kepengurusan TKMB dalam pelabuhan Tunan Taka demo berlangsung pada sabtu 12/06/2021.

Menurut Baharudin jabatan sebagai pengawas TKBM Tunan Taka ” bahwa kami melakukan demonstrasi ini berkaitan tidak tegasnya dan membiarkan koprasi lain bekerja dalam Pelabuhan Tunan Taka Nunukan dan memberikan peluang kepada koperasi lain bekerja dalam pelabuhan dan koprasi Maju Bersama Sentosa itu mengatas namakan TKMB pada hal bukan TKBM, ujar baharuddin.

koperasi Maju Bersama Sentosa itu di berikan ijin oleh KSOP Nunukan sehingga di duga ada kepentingan hingga Bagaimana dapat memberikan izin kepada koperasi pihak lain.

lanjut Baharuddin “rapat ini bisa mencarikan solusi seadil adilnya dan mampu menyelesaikan masalah ini dengan baik kalau bisa jangan ada dua lisme TKBM dalam Pelabuhan.

Hal ini terjadi karena koperasi yang diberikan izin tidak mau melibatkan TKBM Tunan Taka mereka ingin menguasai permintaan mereka saja sehingga kami tolak karena memberikan gaji di bawah standar tidak sesuai upah standar minimum kabupaten.

Sementara koperasi lainnya bekerja dengan sendiri-sendiri atas nama TKBM Pada hal bukan TKBM dan tidak mau melibatkan TKBM Tunan Taka itu yang menjadi persoalan kalau perlu Koprasi lain itu ditutup hanya memicu persoalan saja,

KSOP bersama Kapolsek KP3 Saat Rapat Dengar Pendapat Terkait Permasalahan Dua Lisme Koprasi TKBM di Pelabuhan Tunan Taka Nunukan

Olehnya itu kami melakukan aksi di kantor Syabandar agar kepala Syabandar mengambil sikap tegas untuk memutuskan adanya dua lisme kepengurusan TKBM di dalam pelabuhan Tunon Taka.

kata Baharuddin “selaku pengawas bahwa konflik dua lisme ini sudah berjalan kurang lebih 1 tahun yakni pada bulan Juni 2020 hingga bulan Juni 2021 persoalan ini seolah olah dibiarkan pihak Syabandar dan tidak mau mengatasi sehingga kami melakukan demonstrasi meminta keadilan, persoalan ini sudah sampai ke pusat dan diketahui oleh Presiden dan kami berharap agar KSOP Nunukan memutuskan mata rantai koperasi lain.

Kami sebenarnya menginginkan kerjasama dengan koperasi yang lain namun tidak melibatkan TKBM yang kami bina selama ini sebenarnya kami ingin kerjasama menjadi satu kesatuan namun gaji yang ditawarkan sangat rendah tidak sesuai standar upah Minimum Kabupaten “ujar Baharuddin.

Lain halnya menurut Rudi Iswandi manajer operasional perusahaan bongkar muat nunukan hijau sentosa “bahwa persoalan ini sudah berulang ulang di pasilitasi oleh pihak (KSOP) kami dari pihak Koprasi TKBM maju bersama sentosa (MBS) memiliki legalitas yang jelas, dan saya sudah sampaikan agar pekerjaan dalam pelabuhan itu dibagi dua, ini hari Koprasi TKBM Tunan Taka dan besoknya giliran Koprasi TKBM Maju Bersama Sentosa.

Namun TKBM Tunan Taka tidak mau dengan alasan kami sudah ada 4 siff dan menurut pandangan TKBM Tunan Taka Maunya 2-3 kali baru sekali TKBM MBS itukan tidak adil.

jadi pada dasarnya TKBM MBS,itu yang kami pekerjaan adalah Tenaga kerja yang dipecat atau Exs TKBM Tunan Taka bukan tenaga keraja dari luar Nunukan, mereka juga punya legalitas yang jelas, pekerja yang baik selama ini mereka sebagai buru bantu dan apa salahnya kalau kami perdayakan mereka toh mereka juga butuh hidup bersama keluarganya.

bahwa awalnya ini baik tidak ada masalah cuman entah bagaimana tiba tiba persoalan ini muncul.

Lanjut, kata Rudi Iswandi Manajer operasional perusahan bongkar muat nunukan hijau sentosa bahwa motifnya sampai muncul demonstrasi yang di gerakkan oleh koprasi TKBM Tunan Taka karena ada ketidak adilan dan ketidak puasan oleh koprasi TKBM Tunan Taka terhadap Koprasi TKBM MBS

sejujurnya bahw selama ini Koprasi TKBM MBS tunduk dan taat kepada arahan KSOP untuk membagi pekerjaan, sementara Koprasi TKBM Tunan Taka ada perjanjian namun pihak TKBM Tunan Taka tidak mau menandatangani, perjanjian yang di buat oleh KSOP dengan alasan ketika ada masalah atau kerusakan di atas kapal siapa yang akan bertanggung jawab

KSOP Nunukan menyarankan agar membagi unit kerja dan kami dari koprasi TKBM MBS sudah mengikuti etikat yang baik dan saran dari Syabandar namun Koprasi TKBM Tunan Taka mau monopoli pekerjaan tersebut.

Pembagian unit kerja tersebut kami sepakat dan setuju ini hari giliran TKBM Tunan Taka besok giliran TKBM MBS begitu juga sebaliknya kata” Rudi Iswandi saat diwawancarai Media ini

(Yuspal)