Jasa Pertambangan Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kaltara

TANJUNG SELOR – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara triwulan II-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,91 persen (y-on-y). Bila dilihat, sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara triwulan II-2022 terdapat pada lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 2,25 persen. Kemudian diikuti perdagangan sebesar 1,20 persen serta transportasi dan pergudangan sebesar 0,48 persen.

Struktur ekonomi Kaltara menurut lapangan usaha triwulan II-2022 masih didominasi oleh empat lapangan usaha utama yaitu: Pertambangan dan penggalian (26,30 persen); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (16,52 persen); Konstruksi (13,58 persen), serta Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (12,52 persen). Peranan keempat lapangan usaha tersebut mencapai 68,92 persen terhadap total PDRB Kalimantan Utara.

Gubernur Kaltara, Drs H Zainal A Paliwang SH, M.Hum menjelaskan, pulihnya aktivitas perekonomian pasca pandemi Covid-19 di sejumlah negara, turut mendongkrak tingginya permintaan batu bara global.

Konsumsi listrik Tiongkok dan India yang tinggi patut diperhitungkan sebagai faktor utama ketetapan Harga Batu bara Acuan (HBA).

“Ini juga akan mempengaruhi ekspor batu bara dari Kaltara sebagai salah satu mitra dagang utama,” kata Gubernur.

Lanjut dia, sanksi embargo energi perlu dipahami merupakan buntut dari masih memanasnya konflik Rusia-Ukraina.

Harga komoditas batu bara global pun ikut terpengaruh. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar US$288,4 per ton pada April 2022.

“HBA ini merupakan yang tertinggi sejak HBA pertama kali dicatat,” jelasnya.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Kaltara rata-rata per hari mencapai 40-50 orang pada triwulan II 2021. Sedangkan tahun ini rata-rata hanya 10-20 kasus.

Aktivitas masyarakat sudah tidak dibatasi yang ditandai dengan adanya cuti bersama Idulfitri dan tidak ada lagi syarat PCR bagi pelaku perjalanan yang sudah vaksin sampai dosis ketiga.

“Hal ini mendorong tumbuhnya berbagai lapangan usaha perekonomian di Kalimantan Utara. Salah satunya yakni transportasi yang tumbuh hingga 7,23 persen secara y-on-y,” jelas Gubernur.

Adapun, realisasi belanja pemerintah daerah di Kaltara pada triwulan II-2022 turun dibandingkan realisasi triwulan II – 2021. Terakhir, secara kumulatif jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Kaltara pada periode Januari – Desember 2021 mencapai 316.285 kunjungan.

Sedangkan selama Januari-Juni 2022 mencapai 26.696 kunjungan, atau mengalami penurunan 82,04 persen.

Selain itu pertumbuhan tertinggi perekonomian di provinsi ke-34 ini terjadi terjadi pada komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 6,48 persen.

Kemudian diikuti oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,49 persen. Komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 4,26 persen.

Sedangkan, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,35 persen, dan komponen pembentukan modal tetap bruto mengalami kontraksi sebesar 0,78 persen. Sementara itu, komponen impor barang dan jasa tumbuh sebesar 3,60 persen.

Adapun dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 10,94 persen. Kemudian, disusul oleh lapangan usaha Jasa Lainnya sebesar 10,51 persen; pergudangan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 10,43 persen. (dkisp)