Identik dengan suasana desa,Pakai sarung ciri khas warga

Identik dengan Suasana Desa,pakai sarung ciri khas warga

Bantaeng-Budaya kebiasaan warga pedesaan yang identik dengan kalimat “Kalimbu rapa” diartikan dengan (memakai selimut red) jika sore hari , inilah ciri khas masyarakat yang berada di daerah ketinggian sebuah Desa.Ya Desa kayu Loe tepatnya di Dusun Parang Labbua, Kecamatan Bantaeng
Rabu (25/12/2019)

Dimana masyarakat sering berkumpul pada pagi dan sore hari, mereka asyik berbagi cerita dengan berteman kertas membentuk sebatang rokok dari bahan tembakau dengan istilah (Gulser) gulung sendiri.

Istilah a’kalimbu tersebut dengan menggunakan sebuah sarung identik dengan suasana kampung yang begitu dingin dan sejuk.

Namun,mengisahkan berbagai ispirasi dan pemikiran kreatif sering muncul ketika ngumpul bareng sembari a’kalimbu di temani sebuah bungkusan, tembako Sarru, tembakau menyengat sambil bercanda gurau dengan bahasa keseharian Makassar “akkonjo”.

Mulai bicara dari pola perkembangan tanaman ,kemajuan Pembangunan Desa, propesi yang menguntungkan,Alat teknologi, bahkan gosip ikut terselip sembari menikmati secangkir kopi pahit atau istilah kopi paronda.

“Assipana” Enaknya kata Maris yang ikut mengabadikan gambar melalui Hp android dari balik celana pendek Ala Pakampong,” Akunya.

Khayalan tingkat Dewa pun muncul tapi wajarlah bagi kaum tani yang merindukan perubahan hidup dari tahun ke tahun yang nyaris tak berubah kini 2019 beranjak pergi 2020 mengintip mesra hanya rasa syukur yang membuat kami bertahan walau hujan emas di kabarkan di seberang sana.

“Ni sukkuri mami tallasaka tanna irija bosi Bulaeng ri Balleang Bori”,pungkas Dg Rama dengan istilah pote-pote.

Dibalik candaan namun selalu timbul larut keseriusan sembari mengisap sebatang rokok dan merapatkan sarung salah satu merek yang ia pakai.

“Kamenne minne gitte sikampong punna karuengi keadaanta kamase,artinya beginilah kita punya kebiasaan jika sore hari,”Beber Podding.

Tak hanya itu dibalik jendela terkadang juga ada warga “accoddo” berkata apamamo kamase,artinya apalagi kasian, setelah muncul ingin bergabung larutnya dalam kumpulan tersebut.

“Memang enak kalau selalu kumpul orang sambil bincang-bincang terkait kemajuan Kampung di Desa kita ini,” Imbuh Supu