Ketua Askab PSSI Nunukan : Minimnya Dana Membuat Pesepakbola Berpotensi Sulit Meraih Prestasi


Nunukan – Kemampuan anak – anak muda di Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) di bidang olah raga terutama sepak bola menunjukan perkembangan yang pesat. Acap kali tiap mengikuti even berupa pertandingan di luar wilayah Nunukan, para pesepakbola tersebut selalu mampu menorehkan nama klub mereka di papan prestasi.

“Hampir tia kali anak – anak (pesepakbola – red) mengikuti even, tak pernah pulang dengan tangan hampa. Dan ini bukti bahwa para atllet tersebut sudah sejajar dengan pemain sepak bola profesional,” tutur Ketua Asosiai Kabupaten (AsKab) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nunukan, Andi Mutamir, Kamis (10/10/2019).

Diketahui, dalam ajang kompetisi bergengsi Liga Berjenjang (LB) Usia 16 yang digelar di Banten pada 1 – 9 September 2019 baru -baru ini, PS Nunukan yang mewakili Provinsi Kaltara mampu masuk perempat final. Hal tersebut menurut Andi adalah prestasi yang luar biasa, pasalnya mampu menyingkirkan klub – klub dari kota besar.

“Itu membuktikan bahwa pesepakbola di Perbatasan ini sangat mungkin selangkah lagi memasuki dunia persepakbolaan yang cerah,” tandasnya.

Namun kemauan dan kemauan yang dimiliki para atllet untuk menjadi pesepakbola profesional belum berbanding lurus dengan support yang diberikan. Minimnya pendanaan karena kurangnya sponsor, ungkap Andi, membuat para atleet maupun AsKab sendiri sangat kurang dalam mempersiapkan dan mengikuti pertandingan.

Tak seperti klub – klub diwilayah lain yang mendapat suport dari berbagai pihak, Andi mengungkapkan bahwa para atleet di Nununukan tak jarang yamg harus mengukuti sebuah kompetisi dengan cara swadaya dalam pembiayaan. Hal inilah yang menurut Andi sebagai sebuah ironi dari prestasi atas kecakapan pesepakbola di Nunuakan.

“Yang kita khawatirkan, apabila ada atllet yang merasa kemampuanya tak sebanding dengan respon yang diberikan, mereka akan hijrah atau gabung dengan klub di wilayah lain yang lebih menghargai prestasi mereka,” paparnya

Pihak AsKab Nunukan sendiri menurut Andi sudah sangat maksimal dalam memberi dorongan dalam memfasilitasi para atleet tersebut. Namun ia mengakui, dengan pendanaan yang sangat terbatas, pihaknya pun harus ‘memutar otak’ agar kompetisi maupun pertandingan di timgkat lokal tetap digelar.

“Untuk itu, kami benar – benar sangat berterimakasih kepada Kodim 0911/Nunukan serta Pangkalan Angkatan Laut ( Lanal) Nunukan dan pihak -pihak terkai yang sudah sudi bekerjasama melalui penyelenggaraan kompetisi lokal,” kata Andi.

Diketahui, baru – baru ini, Kodim 0911/Nunukan kembali menunjukan kepedulianya terhadap masa depan persepakbolaan di Perbatasan dengan menyelenggarakan Liga Nunukan TNI Cup II. Demikian pula Lanal Nunukan, yang belum lama menggelar kometisi Futsal Dan Lanal Nunukan Cub.

Andi berharap, dengan digelarnya berbagai kompetisi tersebut, pihak lain termotivasi sehingga dapat bekerja sama mengelar kompetisi serupa. Karena menurut Andi, melalui berbagai pertandingan itulah prestasi dari para atleet dapat tersaring yang manfaatnya tak hanya bagi si atleet semata melainkan juga untuk semua masyarakat Nunukan.

“Selain memunculkan bibit – bibit baru, digelarnya sebuah kompetsi sepak bola pasti akan berimbas pada perekonomian masyarakat sekitar, apalagi jika pertandingan itu berskala nasional,” pungkas Andi. (EddyS)

 

Read more

Karantina Pertanian Tarakan Wilker Nunukan Digugat Warga Tarakan

NUNUKAN – Karantina Pertanian Tarakan Wilayah Kerja (Wilker) Nunukan, Kamis (10/10/2019), menjalani masa persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Nunukan. Hal ini dikarenakan salah seorang warga Tarakan bernama Darmawati tak terima atas perlakuan Karantina yang dinilainya semena-mena.

Pengacara dari penggugat, Asrul mengatakan klien merasa diperlakukan secara tidak adil oleh pihak karantina. Sehingga klien melakukan gugatan sederhana. Asrul juga mempertanyakan seperti apa SOP yang ada di Karantina? Sebab, dia menduga ada pelanggaran yang dilakukan oleh pihak Karantina.

“Memang, Karantina memiliki kewenangan untuk mengamankan dan mengambil sampel untuk diuji apakah benar ada unsur penyakit atau tidak? Terus saat penangkapannya apakah harus ada orangnya atau tidak. Inilah yang klien saya gugat,” terangnya.

Selain itu, sejak penangkapan hingga informasi barangnya sudah dimusnahkan, kata dia, klien juga tidak pernah menerima pemberitahuan atau penyampaian tertulis maupun tidak tertulis kepada kliennya. “Ini gugatan sederhana. Nanti tanggal 23 Oktober 2019, sidangnya akan kembali dilakukan. Kita akan hadirkan saksi ahli administrasi negara,” terangnya.

Pengacara dari penggugat, Asrul (tengah) saat diwawancarai sejumlah media
usai sidang perdananya digelar di PN Nunukan, Kamis (10/10/2019)

Sementara itu, pengugat sekaligus pemilik barang, Darmawati mengatakan ada ketidakadilan dalam penangkapan tersebut. Dia juga mengaku saat penangkapan dirinya berada di Sulawesi. “Saya merasa terintimidasi dan merasa adanya kecurangan. Karena barang saya ditangkap beberapa kali tanpa ada kejelasan. Padahal saya beli ditempat resmi loh di Sebatik. Kenapa masih ditangkap,” tambahnya.

Darmawati juga menyayangkan Karantina yang tidak pernah menghubungi dirinya mengenai perkembangan status barang yang sebelumnya diamankan. Padahal, Darmawati mengaku sudah mengirimkan kontak handphone kepada Karantina. “Mereka tahu juga nomor hape saya. Tapi saya tidak pernah dihubungi sama sekali oleh Karantina. Saya juga tidak tahu kalau barang saya sudah dimusnahkan. Barang saya yang ditangkap kemarin itu ada bawang putih dan wortel,” tegasnya.

Sebenarnya, kata dia, penangkapan pertama hingga ketiga pihaknya tak ambil pusing. Namun penangkapan keempat hingga kelima membuat pihaknya harus menempuh jalur hukum. “Kita mau meminta kejelasan mengapa barang saya selalu ditangkap. Kalau mau dibilang ada unsur penyakit, nah barang saya inilah yang dikonsumsi warga Tarakan,” tambahhnya.

Dia juga mengatakan mengalami kerugian hingga Rp80 juta. “Sebenarnya bukan jumlah kerugiannya saya tidak permaslahkan. Namun kejelasan yang saya harapkan. Saya berharap masalah ini segera terselesaikan serta dapat menemukan titik terang yang memuaskan,”tuturnya kepada Berandakrinews.com.

Hingga berita ini dimuat, Karantina Pertanian Tarakan Wilayah Kerja (Wilker) Nunukan masih belum mau memberikan keterangan lebih lanjut. Bahkan, telpon dari awak media pun tidak direspon hingga akhirnya sejumlah media mendatangi kantornya namun tidak membuahkan hasil.

Reporter, Charles/Irwan

BNNK Nunukan Terus Maksimalkan Upaya Pencegahan

NUNUKAN – Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan kini terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya narkoba. Salah satunya dengan menggelar coffe morning bersama sejumlah media di Nunukan, Kamis (10/10/2019) pagi.

Kepala BNNK Nunukan, Kompol Lamuati mengatakan sosialisasi pencegahan adalah upaya untuk memutuskan mata rantai perederan gelap narkoba di perbatasan Kabupaten Nunukan.

“Tentunya saya berharap pers atau media mensosialisasikan dengan rawannya penggunanan narkotika di Kabupaten Nunukan. Sesuai dengan informasi karyawan-karyawan perusahaan cukup banyak yang menjadi pengguna. Nah, teman media bisa menfasilitasi untuk melakukan sosialisasi atau dekteksi dini terhadap karyawannya agar tidak menjadi pecandu,” terangnya kepada Berandankrinews.com.

Menurutnya, masyarakat sangat menginginkan adanya upaya pencegahan atau pemberantasan narkoba di Kabupaten Nunukan. Sebab, selama ini peredaran gelap narkoba yang ada di Kabupaten Nunukan semakin merajalela. “Tentunya dengan bantuan rekan-rekan media untuk terus mempublikasikan terkait dengan bahaya narkoba dari segi kesehatan maupun sosial,” jelasnya.

Lamuati juga menegaskan bahwa BNNK Kabupaten Nunukan  mengalami sedikit gendala yaitu kuranganya personel dalam upaya pembertasan narkoba. Tetapi, BNNK Nunukan tak berdiam diri dan terus melakukan sosialisasi.  “Kami terus menurus mengupayakan untuk penambahan personel. Namun sampai sekarang belum jawaban dari pusat,” tuturnya.

Kendati demikian, Lamuati mengaku hampir semua intansi baik pemerintah maupun non pemerintah telah bekerjasama untuk melakukan tes urine. “Kami juga menegaskan kepada masyarakat yang tidak menggunakan narkotika jangan sampai terpengaruh dan kepada korban dan pecandu untuk sadar dan menyerahkan diri untuk direhablitasi. Rehablitasi ini dipungut biaya. Hanya saja, biaya transportasinya ditanggung sendiri,” tutupnya.

Reporter Charles

Menyikapi Turunnya Kuota Pupuk Subsidi, Bupati Perintahkan DPKP Koordinasi Dengan Pemprov

NUNUKAN – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan diperintahkan Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid untuk melakukan koordinasi secara intens dengan DPKP Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menyikapi semakin turunnya kuota pupuk subsidi untuk para petani di Kabupaten Nunukan.

Perintah koordinasi tersebut disampaikan Bupati Laura seusai mendapat penjelasan Manager Pemasaran PT. Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Area Kalimantan Yohanes Arif H di Ruang Kerja Bupati Nunukan, Rabu (9/10).


Bupati Laura yang didampingi Sekretaris DPKP Kabupaten Nunukan Masniadi, beberapa pejabat tinggi pratama seperti Asisten Adminsitrasi Umum H. Asmar, Staf Ahli SDM dan Kesra Abdi Jauhari, Kadis perdagangan Dian Kusumanto, dan stakeholder pertanian Kabupaten Nunukan awalnya menyampaikan keluhan kepada Yohanes tentang turunnya kuota pupuk subsidi untuk wilayah Kabupaten Nunukan, padahal kuota yang diberikan sebelum terjadi penurunan saja tidak pernah cukup.


Dari kebutuhan sekitar 5 ribu ton per tahun, selama ini hanya diberikan kuota sekitar 2.333 ton per tahun, artinya hanya setengahnya saja. “Tahun ini malah turun lagi menjadi 2.033 ton per tahun atau turun 300 ton, padahal kebutuhan di lapangan mencapai 5 ribu ton per tahun. Saya sampai berpikir Dinas Pertanian ini bisa kerja apa tidak,” kata Bupati Laura.


Menanggapi keluhan tersebut, Yohanes menyampaikan bahwa kuota pupuk subsidi secara nasional akan diberikan kepada masing – masing provinsi. Selanjutnya, kata Yohanes, DPKP provinsi akan membreakdown ke masing masing kabupaten/kota. “Kuota itu akan dievaluasi per 6 bulan sekali, jika ternyata pada saat evaluasinya serapanya belum mencapai angka 50 persen maka akan langsung dikurangi jatahnya oleh Kementerian Pertanian,” kata Yohanes.


Terkait kondisi di Kabupaten Nunukan yang penyerapan pupuk subsidinya sangat tinggi mencapai 100 persen, tetapi jatahnya justru turun, menurutnya, kemungkinan besar disebabkan karena penyerapan di tingkat kabupaten/kota yang lain tidak sebesar di Kabupaten Nunukan. “Akhirnya hal ini (penyerapan) akan menyebabkan serapan di tingkat provinsi menjadi rendah dan itu yang dilihat oleh pusat, akhirnya jatahnya terus turun setiap tahun,” ujarnya.


Solusi yang bisa dilakukan, katanya, DPKP Provinsi Kaltara harus berani mengalihkan kuota di kabupaten/kota yang serapannya rendah ke Kabupaten Nunukan agar serapan di tingkat provinsi tetap tinggi.

“Kewenangan membagi kuota itu ada di pemerintah provinsi, sehingga harus ada koordinasi secara intens. Tinggal Pemerintah Provinsi Kaltara saja yang mengatur supaya serapannya terus naik,” lanjutnya.


Menanggapi paparan dan solusi yang disampaikan tersebut, Bupati Laura pun memerintahkan DPKP Kabupaten Nunukan menjalin komunikasi dan koordinasi dengan DPKP Provinsi Kaltara. “Saya pikir akar permasalahanya menjadi jelas sekarang, tinggal kita sekarang melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kaltara agar kuota dari pusat bisa ditingkatkan,” ujar Laura. (HUMAS)

Geram Listrik Sering Padam, Puluhan Ampera Demo ULP Rayon Nunukan

NUNUKAN – ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un telah berpulang listrik Nunukan ke rahmatullah’ beginilah salah satu teriakan dalam orasi aksi demo yang dilakukan mahasiswa yang tergabung aliansi mahasiswa perbatasan (Ampera) di depan Kantor Unit Layanan Pengaduan (ULP) Rayon Nunukan, Selasa (8/10/2019).

Bagaimana tidak? masyarakat di Kabupaten Nunukan kini mulai geram dengan pemadaman bergilir yang dilakukan oleh Unit Layanan Pengaduan (ULP) PLN Rayon Nunukan. Ampera menyatakan sikap protes atas tindakan PLN Rayon Nunukan yang kerap melakukan pemadaman bergilir. Mereka juga mempertanyakan mengapa listrik di Kabupaten Nunukan sering kekurang. “Apa yang terjadi di PLN Rayon Nunukan’ teriak salah satu mahasiswa yang melakukan orasi di depan kantor ULP Rayon Nunukan, Selasa (8/10/2019).

Jenderal Lapangan, Jumadi Arisal mengatakan masyarakat sudah bosan dengan pemadaman yang terus dilakukan PLN. Selain meminta normalisasi listrik di Nunukan, kata Jumadi, mereka juga mendesak kompensisasi atas kerugian dikarenakan pemadaman. “Kenapa ini terus berlanjut. Pemadaman listrik terus dilakukan. Kami meminta agar transparansi PLN, berapa sebenarnya daya yang dibutuhkan untuk rumah tangga, industri pertambangan dan sebagainya,” tuturnya.

Menyikapi hal ini, Kepala ULP Rayon Nunukan, Rahcmad Adi Widodo mengaku meminta maaf kepada masyarakat atas ketidaknyaman dalam menggunakan listrik. Dia juga menyambut baik puluhan mahasiswa atas aksi unjuk rasa ini. “Kami persilakan perwakilan lima mahasisaw dan dua orang warga untuk masuk ke dalam kantor agar dilakukan pembahasan lebih lanjut,” ucap Racmad Adi di hadapan puluhan mahasiswa.

Setelah beberapa jam melakukan pertemuan, ada 6 hasil rekomendasi yang telah disepakati oleh UPL Rayon Nunukan bersama Ampera.

  1. Menghadirkan kepala PLN Area Berau, Area Balikpapan dan BUMN selama 2×24 untuk segera bertemu dengan Ampera menjelaskan secara ril terkait krisis listrik di Kabupaten Nunukan
  2. Meminta data secara keseluruhan terkait kebutuhan daya listrik kabupaten
  3. Segera berkoordinasi terkait kontrak dengan PT. Bugak
  4. Membuka transparansi pembangunan mesin PLTG Daerah Mansapa, memastikan secepatnya beroperasi
  5. Meminta pihak PLN Rayon Nunukan segera menginstal dan mengoperasikan mesin baru untuk normalisasi listrik secara menyeluruh
  6. Apabila rekomendasi ini tidak diindahkan maka saya selaku kepala PLN Nunukan  siap mengundurkan diri

Usai pertemuan tersebut, Rahcmad Adi Widodo mengaku telah melakukan langkah percepatan dengan mendatangkan tiga unit mesin dari PLTD Batu Sopang ke PLTD Sei Nyamuk Sebatik. “PT PLN (Persero) UP3 Berau ULP Nunukan tengah melakukan langkah percepatan untuk memperbaiki mesin yang mengalami gangguan dan merelokasi mesin dengan kapasitas 3 x 1000 kW dari PLTD Batu Sopang ke PLTD Sei Nyamuk Sebatik. Saat ini, progress perbaikan mesin sudah mencapai 80 %,” terangnya.

Disisi lain, relokasi mesin dari PLTD Batu Sopang ke PLTD Sei Nyamuk Sebatik sudah diberangkatkan menggunakan kapal LCT pada tanggal 3 Oktober 2019 dengan estimasi pengiriman selama 4 hari. Sedangkan untuk perakitan mesin memerlukan waktu 3 minggu sejak tiba di PLTD Sei Nyamuk Sebatik. “Kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi kendala ini dan diinformasikan bahwa kondisi sistem jaringan distribusi dalam keadaan baik. Atas ketidaknyamanan ini, PLN mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ungkapnya dalam keterangan rilisnya.

Mengenai pemadaman listrik bergilir, diakuinya hal ini dikarenakan adanya gangguan pada beberapa mesin pembangkit di PLTD Sei Bilal Nunukan dan PLTD Sei Limau Sebatik yang mengakibatkan terganggunya pasokan daya di Sistem Kelistrikan Nunukan sehingga menyebabkan terjadinya pemadaman bergilir pada sebagian pelanggan Nunukan dan Sebatik.(Irwan)