Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Babel Minta Satgas Covid Mengedepankan Pendekatan Humanis

PANGKALPINANG|BerandaNKRInews.com|| PERISTIWA pemukulan yang dilakukan oleh Mardani anggota Satpol PP Goa kiranya dapat menjadi pelajaran bagi para penegak Protokol Kesehatan (Prokes) di seluruh Indonesia.

Seperti ramai diberitakan beberapa waktu yang lalu seorang anggota Satpol PP Gowa, Mardani, memukul pedagang kaki lima yang bersatus suami-istri pemilik sebuah warung kafe yang beralamat di Kelurahan Panciro, Kecamatan Bajeng, Gowa.

Hal itu turut menjadi perhatian pengurus Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Bangka Belitung, Yogi Pranata atas seizin Ketua DPW APKLI Babel, Mangimpal Lt.

Kepada media ia menyampaikan pesan bahwa sejatinya peristiwa itu tidak perlu terjadi jika petugas di lapangan mampu menahan diri.

“APKLI Babel mengecam keras tindakan barbar yang dilakukan oknum Satpol PP di Kabupaten Gowa. Terlebih korbannya adalah seorang wanita,” ungkap Yogi.

“Rakyat mengerti beban kerja para penegak Prokes namun hendaknya pendekakatan yang dilakukan adalah pendekatan humanis. Toh PKL kan sekedar mencari makan. Kalau mereka tak berjualan kan tak ada pemasukan!” Beber Yogi.

Dirinya mewakili APKLI Babel meminta peristiwa di Gowa adalah pelajaran bagi penegak Prokes.

“Ini pelajaran bagi semua pihak. Mari saling mengingatkan. Saling bergandeng tangan. Musuh kita adalah wabah. Sesuatu yang tidak terlihat. Jangan sesekali menunjukkan aksi barbar kepada pelaku ekonomi kecil utamanya PKL. APKLI tidak akan diam!”, pinta Yogi.

Untuk diketahui oknum Satpol PP bernama Mardani yang melakukan pemukulan kepada pasangan suami-istri ketika melalakukan razia PPKM kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. (*)

Wartawan: Agus Muslim, SH

#APKLIBabel
#PKL