SMSI Kaltara Dorong Pemda Ajukan Tokoh Daerah Menjadi Pahlawan Nasional, Momentum Hari Pahlawan

TANJUNG SELOR — Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara menginisiasi proses kajian dan pengusulan tokoh-tokoh daerah sebagai Pahlawan Nasional, hal ini sebagai momentum peringatan Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November.

Ketua SMSI Kaltara, Victor Ratu mengatakan, di Provinsi ke 34 ini memiliki banyak tokoh atau figur bersejarah yang kontribusinya besar pada perjuangan melawan kolonial Belanda, budaya, dan pembentukan identitas daerah, namun belum banyak mendapat pengakuan secara nasional.

“Kaltara memiliki warisan sejarah yang kaya. Ada tokoh dari Kesultanan Bulungan, ada Lencau Ingan sebagai Raja Dayak Apau Kayan dari wilayah perbatasan, dan ada juga tokoh-tokoh lokal lain yang jasanya sangat signifikan. Mereka layak dipertimbangkan untuk diajukan sebagai Pahlawan Nasional,” ujar Victor.

Victor mengungkapkan, proses pengusulan nama pahlawan nasional itu berawal dari masyarakat melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) yang dibentuk oleh pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, yang didasarkan pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional. 

Untuk itu, SMSI Kaltara meminta Pemprov melalui dinas sosial membentuk tim kajian resmi yang melibatkan sejarawan, budayawan, tokoh adat, akademisi, dan unsur masyarakat sipil.

“Proses pengusulan Pahlawan Nasional harus didasari kajian sejarah yang kuat. Karena itu, pemerintah perlu membentuk tim agar kajian dilakukan secara serius, terukur, dan sesuai prosedur pemerintah pusat,” ungkapnya.

Victor menegaskan, Sebagai organisasi yang menaungi perusahaan media siber dan konstituen Dewan Pers, SMSI Kaltara menyatakan siap membantu kebutuhan dokumentasi sejarah, peliputan, hingga penyebaran informasi kepada publik agar tokoh-tokoh Kaltara semakin dikenal secara nasional.

“Media punya peran penting dalam mengangkat sejarah dan tokoh daerah. Kami siap berkontribusi agar literasi sejarah lokal semakin kuat,” tegasnya.

Melalui dorongan ini, SMSI berharap peringatan Hari Pahlawan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi menjadi momentum untuk memberi penghargaan kepada tokoh-tokoh yang telah berjuang di wilayah Kaltara selama puluhan tahun.

“Memang butuh proses waktu cukup panjang, tapi kapan lagi kita akan mengusulkan tokoh daerah menjadi Pahlawan Nasional, ini adalah cara kita menjaga sejarah, menghormati leluhur, dan memperkenalkan Kaltara kepada generasi selanjutnya,” tutupnya.

(*)