Kedua Mata Jasmin Boleh Buta,Tetapi Mata Hatinya Selalu Diterangi Cahaya Al-Quran

NUNUKAN – Allah tidak pernah memberikan suatu cobaan, melainkan untuk mengangkat derajatmu ke tempat yang lebih tinggi lagi jika kamu senantiasa bersabar.

Nasehat bijak inilah yang sepertinya menjadi pegangan Jasmin Zahwa Nursyafitri, Juara I cabang qoriah tuna netra pada Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) Ke -XVI Tahun 2020 di Kecamatan Sebatik Tengah.

Bagaimana tidak Kehilangan indera penglihatan akibat mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Angkasa, Nunukan Timur saat masih duduk di bangku Kelas III SD, ternyata tidak lantas membuat Jasmin berputus asa dan menyerah.

Keinginanya untuk menjadi penghafal Al – quran terus menggelora di dalam hatinya, meskipun kedua matanya tidak mampu lagi melihat lagi susunan indah dari huruf – huruh hijaiyah. Jasmin percaya, bahwa jika ada niat yang tulus, kemauan dan kerja keras, maka Allah SWT pasti akan selalu membimbing dan menunjukkan jalan-Nya.

Di bawah bimbingan sang bundanya, Ulfa Maulani, Jasmin akhirnya terus mempelajari dan menghafal Al – quran dengan cara mendengar melalui telepon pintarnya.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini akhirnya juga bisa menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDIT Ibnu Sina, Nunukan. Lulus dari sekolah dasar, hasratnya yang besar untuk terus menghafal Al – quran ternyata malah kian bertambah besar.

Jasmin pun meminta kepada kedua orang tuanya untuk disekolahkan di pondok pesantren penghafal Al – quran. “Mendengar keinginanya itu, saya awalnya ragu – ragu.

Bagaimana nanti disana hidup sendiri jauh dari orang tua, sementara matanya tidak bisa melihat Tetapi karena keinginannya yang begitu besar, akhirnya kamipun dengan agak berat hati memasukkanya di pondok pesantren Mambaul Furqon di Kota Bogor.

Kami harus kuat demi kebaikan dan masa depan Jasmin, Insya Allah Allah akan selalu menolong dan menjaganya,” kata Ulfa Muliani saat mendampingi putri kebangganya itu menerima trophy dan piagam penghargaan sebagai Juara I qoriah tuna netra pada MTQ Ke – XVI tahun 2020.

Di pondok pesantren yang ternyata bukan khusus diperuntukkan bagi para penyandang disabilitas itu, Jasmin selama satu bulan penuh diajari cara membaca Al-quran braille, Al-quran yang khusus diperuntukkan bagi para penyandang tuna netra.

Setelah kurang lebih satu tahun belajar di pondok, Jasmin saat ini sudah berhasil menghafal 7 juz. “Alhamdulilah saat ini Jasmin sudah berhasil menghafal juz 1 – 5 dan juz 29 dan 30. Mohon doanya semoga cita – citanya untuk bisa menjadi hafidzah 30 juz bisa dikabulkan Allah SWT,” kata Ulfa.

Tidak ada yang mustahil di dunia ini, sepanjang Allah menghendaki. Kedua bola mata Jasmin boleh buta dan tertutup kegelapan, tetapi mata hatinya selalu diterangi oleh cahaya Allah sehingga mampu membaca dan menghafal ayat – ayat-Nya.

(HUMAS)