Dr. Dulman Tegaskan Tak Ada Perbedaan Pelayanan Bagi Pasien Di RSUD Nunukan

Direktur RSUD Nunukan Dr. Dulman menegaskan tak ada perbedaan pelayanan antara pasien umum dengan peserta BPJS. (foto: Eddy Santry)

Nunukan – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan membantah anggapan yang mengatakan adanya perbedaan pelayanan terhadap pasien umum maupun pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Apabila ada perbedaan kamar, hal itu karena klas dari pengguna BPJS itu sendiri.

“Pun terkait obat, tak benar apabila ada perbedaan. Selagi sama penyakitnya, maka obat yang diberikan kepada peserta BPJS, itu juga obat untuk pasien umum bahkan untuk pasien VIP,” ungkap Direktur RSUD Nunukan, Dr. Dulman saat silaturahim dengan LSM, Wartawan dan Tokoh Masyarakat di Ruang Atlas Medika (Lt.2 Edelweys/Flamboyan) RSUD Nunukan, Rabu (25/9/2019).

Terkait masalah Kamar Rawat Inap Pasien, Dulman tak memungkiri kadang kala ada ketidak sesuaian Klas. Namun Dulman juga mengungkapkan bahwa hal tersebut bukan karena kesengajaan pihak RSUD Nunukan dalam pembedaan pelayaan.

“Memang kadang ada pasien klas 2 yang harus dirawat di kamar klas 3. Tapi yang publik tidak tahu, hal itu terjadi karena faktor teknis atau kuota kamar pasien. Karena sering pula pasien klas 3 kami tempatkan di kamar klas 2, klas 1 dan kadang ada juga yg kmi tempatkan di VIP. Tergantung kondisi kekosongan kamar,” paparnya

Dulman bahkan berharap kepada masyarakat untuk tidak gengsi berobat ke RSUD hanya karena yang bersangkutan adalah peserta BPJS. Menurut Dulman, BPJS adalah program yang sangat baik karena peserta akan mengurangi pembiayaan atau ongkos pengobatan.

“BPJS juga mengajarkan solidaritas serta kegotong royongan. Maka saya berharap agar masyarakat tidak usah ragu berobat hanya karena ia peserta BPJS,” imbuhnya

Namun bukan berarti masukan dari masyarakat, lanjut Dulman, tak ada yang ditanggapi. Apabila masukan tersebut bersifat kritikan yang membangun, ia memastikan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti.

Menurut Dulman, memang kadang ada kebijakan RSUD yang dianggap kontra oleh pasien. Padahal ungkap Dulman, kebijakan tersebut tentunya atas dasar pertimbangan medis yang tentunya demi kesembuhan pasien tersebut.

“Contohnya ada pasien yang meminta pulang atau rawat jalan tapi kami tak izinkan mapun sebaliknya. Ini semua karena pertimbangan medis demi pasien itu sendiri,” terangnya

Sebagai bentuk peningkatan pelayanan, papar Dulman, pihaknya juga tak segan akan menindak staf, perawat bahkan dokter yang bertugas di RSUD Nunukan apabila ada yang melanggar ia memastikan akan ditindak.

“Sudah beberapa staf, tenaga medis bahkan dokter yang kami berikan sangsi. Intinya, kita akan wujudkan RSUD Nunukan ini benar-benar milik masyarakat yang bermuara pada kenyamanan masyarakat,” pungkasnya. (eddysantry)