Dilaksanakan Secara Virtual, Aco Lundayeh 2 Tetap Berjalan Elegan dan Meriah

NUNUKAN – Itulah sepenggal pantun yang disampaikan oleh Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura hafid dalam sambutannya saat pembukaan Virtual Festival Aco Lundayeh 2 sebagai ungkapan rasa antusiasnya atas terselenggaranya acara yang berjalan elegan dan meriah tersebut.

Festival Aco Lundayeh yang ke 2 kali ini memang berbeda dengan sebelumnya, mulai dari pembukaan acara, lalu persembahan lagu, paduan suara, parsembahan tari tarian, penampilan artis ibukota Maribeth Sonia serta dialog dan seminar dilaksanakan semuanya secara virtual. Di venue acara yang dipusatkan di Kantor Bupati Nunukan sendiri, pada Sabtu (17/07) tampak dihadiri oleh beberapa orang saja, seperti Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid yang didampingi Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah bersama Forkopimda.

Krayan indah panoramanya udara sejuk ramah warganya selamat dan sukses Aco Lundayeh ke dua lestarikan budaya untuk masa depan bangsa

Lebih lanjut dalam sambutannya, Bupati Laura menyampaikan meskipun hanya dilakukan secara virtual, pelaksanaan Aco Lundayeh ke 2 ini membawa kegembiraan serta tidak mengurangi semangat dari kebahagiaan warga Lundayeh menyambut acara ini, terlihat dari banyaknya peserta zoom yang tergabung, bukan hanya yang berada di kaltara juga banyak dari Jakarta, dan juga Papua.

” Meskipun dilaksanakan secara virtual karena situasi pandemi Covid 19, saya percaya bahwa tidak mengurangi nilai budaya dan semangat para warga Lundayeh untuk merayakan acara Festival Aco Lundayeh yang ke 2 ini, terlihat dari banyaknya peserta zoom dari beberapa provinsi bahkan dari luar Negeri,” ungkap Laura.

Menurut Laura sudah sejak berpuluh puluh tahun Dayak Lundayeh telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan negara kesatuan republik Indonesia. Putra putri Dayak Lundayeh telah tersebar di hampir seluruh pelosok negeri dan memberikan prestasi dan pengabdian terbaiknya di berbagai bidang.

Menurutnya kemampuan Dayak Lundayeh tetap eksis di tengah pergaulan sosial selama ini adalah buah komitmen dan konsistensinya dalam menjaga dan memelihara nilai nilai kearifan lokal dan norma yang dilandasi semangat Leh rasa persaudaraan dan gotong royong dan semangat untuk menjaga keseimbangan alam.

“Inilah yang menjadi guidance, panduan bagi masyarakat Dayak Lundayeh dalam menjalani kehidupan. Nilai nilai luhur ini selalu diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikutnya sehingga terjadi sambung rasa secara terus menerus secara berkesinambungan. Kesinambungan inilah yang menjadi salah satu kata kunci dari gagasan untuk menggelar Festival Aco Lundayeh pada tahun ini”, ujar Laura.

Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Serfianus yang juga selaku Ketua panitia penyelenggara Aco Lundayeh ke 2 pada kesempatan ini juga mengatakan bahwa Aco Lundayeh dapat dimaknai sebagai hari semua komunitas Lundayeh dan Long Bawan di seluruh penjuru dunia, dimana Aco Lundayeh sebagai tempat untuk mengenal kembali budaya Lundayeh yang syarat akan pertunjukan budaya sebagai tatanan nilai budaya.

“Aco Lundayeh tidak dimaknai sebagai hari lahir atau hari memperingati hari komunitas Lundayeh, tetapi lebih pada memaknai sebagai ekstensi siapa Lundayeh itu sendiri. Oleh sebab itulah Aco Lundayeh syarat akan pertunjukan budaya sebagai upaya pencarian dan rekonstruksi kembali budaya Lundayeh sebagai tatanan nilai budaya, kearifan lokal, kebiasaan sosial ekonomi masyarakat Lundayeh itu sendiri”, ujar Serfianus.

Menurut Serfianus, sejak ditetapkan kabupaten Nunukan selaku penyelenggara Aco Lundayeh ke 2 pada pelaksanaan Aco Lundayeh 1 yang dilaksanakan di Malinau 3 tahun yang lalu, panitia sudah berusaha sekuat tenaga merancang agar pelaksanaan yang tepatnya hari ini berlangsung lebih meriah, tetapi karena pandemi Covid 19, sehingga dilaksanakan hanya secara virtual.

” Sebagian kesimpulan rapat yang dilakukan bersama ketua persekutuan Lundayeh, bahwa pelaksanaan Aco Lundayeh ke 2 kali ini hanya diisi oleh webinar, kemudian kegiatan budaya ditiadakan untuk menghindari kerumunan. Diharapkan dalam virtual ini, semua Lundayeh dapat mengemukakan pendapatnya sesuai dengan 3 topik yang ditentukan panitia, dan rangkuman tersebut nantinya akan dirumuskan oleh panitia menjadi sebuah buku bunga rampai, yang memuat mimpi atau harapan warga Lundayeh tentang masa depan dirinya sendiri dan komunitas Lundayeh di bidang Budaya, SDM, Politik, Sosial dan Ekonomi”, tambah Serfianus.

Seusai mendengar sambutan Wakil Gubernur Kalimantan Utara sekaligus Ketua Umum Persekutuan Dayak Lundayeh Yansen Tipa Padan dan pembukaan oleh Gubernur Kalimantan Utara Zainal A Paliwang, acara dilanjutkan dengan dialog interaktif bersama peserta zoom dengan 3 topik yang sudah disiapkan oleh panitia dengan dipandu oleh Helmi Pudaaslikar dan Gat Khaleb.

(Humas)