Kejurnas Grass Track Putaran 3 di Sebatik, Sukses!

NUNUKAN – Meski kondisi cuaca di langit pulau Sebatik sangat terik dan sirkuit Aztrada 88 Sebatik dipenuhi berdebu, namun tak menyurutkan semangat masyarakat untuk menyaksikan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Grass Track Putaran 3 Regional IV Pangdam Mulawarman dan Kapolda Kaltara CUP Tahun 2019.

Bagaimana tidak, sejak dibuka langsung Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto pada Minggu (29/9) hingga final pada Senin (30/9) kemarin, antusias masyarakat tetap terlihat meski harus menggunakan masker akibat debu dari sirkut tersebut. Bahkan, teriknya matahari pun tak lagi dihiraukan lantaran ingin menyaksikan pertandingan itu.

Dari data peserta yang mengikuti Kejurnas Grass Track Putaran 3 Regional IV di Pulau Sebatik, setidaknya berjumlah 300 orang. Peserta ini tidak hanya dari Kabupaten Nunukan, namun juga ada juga dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jawa tengah, dan Papua. Bahkan, juga ada pemain dari luar negeri di Australia.

Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto mengatakan, Kejurnas Grass Track di Nunukan ini, tak lain untuk sebagai promosi untuk menarik wisatawan asing. “Ini bukan hanya perlombaan grasstrack, tapi bagaimana kita mencari bibit-bibit unggulan dan kita juga turut mempromosikan Kabupaten Nunukan,” Tutur Pangdam.

Kemudian, Wakapolda Kaltara yang turut hadir dalam pembukaan, Komisaris Besar (Kombes) Polisi, Drs. Zainal A. Paliwang SH MHum juga mengatakan, Piala Pangdam Mulawarman dan Kapolda Kaltara Cup 2019 ini adalah ajang untuk silaturahmi sesama pembalap dengan masyarakat yang ada kabupaten Nunukan.

“Kita cukup bangga karena banyak peserta dari berbagai wilayah, sedangkan area balapan sangat bagus dan menantang karena saya sudah mencoba 5 putaran bersama Pangdam dan lainnya. Bagi anak muda yang suka balapan di jalan, salurkan kehebatannya di area balapan serkuit di Sebatik ini, tunjukkan bahwa anda punya nyali yang bagus,” ungkapnya.

Begitu juga dikatakan oleh Bupati Nunukan, Hj. Asmin Laura Hafid, Kejurnas Grass Track selalu mendapatkan respons yang sangat positif di setiap kegiatannya. Terlihat dari animo dan minat yang begitu tinggi dari peserta yang mengikuti, baik yang berasal dari dalam daerah maupun luar daerah. Bahkan satu klub peserta dari luar negeri datang.

Demikian juga dengan minat masyarakat Kabupaten Nunukan yang sangat tinggi untuk menyaksikan kejuaraan ini. “Ini merupakan bukti yang nyata bagi kita semua, bahwa perkembangan olahraga otomotif, khususnya grass track, telah mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat Kabupaten Nunukan,” ujar Bupati.

Bupati Nunukan mengajak para peserta bertanding secara sportif, junjung tiggi semangat sportifitas itu, sehingga kejuaraan ini juga akan menjadi ajang mempererat tali persaudaraan, persatuan dan kesatuan semangat.(Irwan)

Sakit Jantung, PMI Deportasi dari Malaysia Meninggal Dunia

NUNUKAN – Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia, Kamis (26/9) lalu, akhirnya meninggal dunia setelah di rawat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Nunukan, Sabtu (28/9) malam.

Dia adalah Basiran bin Sidik. Korban diduga meninggal karena terserang penyakit jantung yang telah ia hidap. Basiran merupakan salah seorang dari 128 PMI yang bermasalah. Sebelumnya, Sidik telah menjalani proses masa hukumannya di penampungan sementara di Tawau.

Kasi Pelayanan BP3TKI, drs. Arbain mengatakan Basiran yang lahir di Bone, pada 05 Februari 1961, setelah sampai di pelabuhan Tunan Taka Nunukan memang dalam kondisi kritis dan langsung dilakukan pertolongan di bawa ke rumah sakit pihak BP3TKI betsama pihak Imigrasi Nunukan.

“Jadi saat diberikan pertolongan Basiran Bin Sidik belum sempat didata. Karena kita langsung melakukan pertolongan pertama. Basiran bin Sidik telah meninggal tadi siang. Karena kita kebingunan mencari identitasnya akhirnya kita buka kopernya baru kita temukan nomor telpon yang ternyata anaknya yang tinggal di Lahad Datu Malaysia,” terangnya.

Setelah dikordinasi, rencananya Hayati yang merupakan anaknya akan berangkat ke Nunukan pada Senin nanti. “Jadi anaknya yang nanti datang mengurus bapaknya,” terangnya.

Kerukunan Keluarga Besar Sulawesi Selatan (KKSS), Andi Lempong mengatakan akan membantu korban. Saat ini, kata dia, jenazah Basiran masih berada di ruang jenazah RSUD Nunukan. “Jadi sambil menunggu anaknya. Karena keterangan anaknya memang bapaknya sudah lama menghidap penyakit jantung. Apalagi lama di tahanan karena tidak memiliki Identitas (Paspor),” pungkasnya.

Laporan Yusuf P.

Editor Irwan

Edi Pranowo Kembali Pimpin Paguyuban Seni Mitra Langen Lestari Nunukan

Tari Reog Ponorogo oleh paguyuban kesenian Mitra Langen Lestari Nunukan.Walau mengusung Tari Jawa, diketahui sebagian penarinya justru berasal dari etnis-etnis yang ada di Kabupaten Nunukan. (foto: Facebook Mitra Langen Lestari)

Nunukan – Demokrasi tak hanya terpaku pada sebuah pesta politik bernama Pemilu semata namun dalam mengeluarkan pendapat hingga memilih seorang pemimpin, berbagai elemen kini tengah meneguhkan diri sebagai penganut sistem tersebut.

Setidaknya hal ini yang diperlihatkan oleh Paguyuban Kesenian Mitra Langen Lestari Kabupaten Nunukan. Dalam memilih pemimpin yang akan mengarahkan maju dan mundurnya paguyuban, kelompok seni berbasis tari Reog Ponorogo tersebut pada Sabtu 27 September 2019 di secretariat Paguyuban Keluarga Jawa (Pakuwaja) Nunukan melakukan voting untuk memilih ketuanya.

Dari 2 orang kandidat, Edi Pranowo yang merupakan ketua ‘petahana’ memperoleh 61 suara mengungguli pesaingnya Sudasianto yang memproleh 18 suara.

Edi Pranowo, Ketua Paguyuban Seni Mitra Langen Lestari

Edi mengaku berterimakasih atas kepercayaan dari anggota Paguyuban yang menurutnya masih mempercayainya. Dirinya berjanji tak akan menyia –nyiakan amanah yang telah diberikan dan akan tetap istiqomah demi kemajuan seni Kabupaten Nunukan.

“Tentunya saya berterimakasih karena dengan hal ini masih ada yang mempercayai saya. Selanjutnya misi saya adalah semakin meneguhkan seni tradisional sebagai warisan leluhur bangsa yang adiluhung,” ujar Edi

Menurut Edi, pihaknya akan semakin membuka diri kepada publik bahwa Mitra Langen Lestari adalah sebuah paguyuban seni yang tak hanya berdasar melestarikan warisan leluhur semata namun ia menyatakan bahwa Mitra Langen Lestari adalah paguyuban yang terbingkai dalam Bhineka Tunggal Ika.

Ucapan Edi sangat beralasan, pasalnya, kendati Paguyuban seni Mitra Langen Lestari mengusung tarian Jawa, namun faktanya hampir sebagian besar penari justru berasal dari etnis-etnis yang ada di Nunukkan seperti Tidung,Banjar,Timor dan Bugis.

“ Ada beberapa adik-adik dari etnis Dayak yang juga menyatakan minatnya mempelajari Tarian Jawa, tentu kita akan terima dan terbuka dengan senang hati. Pada intinya, Mitra Langen Lestari di Nunukan ini adalah milik kita semua,” tandas Edi

Diketahui, Paguyuban Kesenian Mitra Langen Lestari tak hanya menampilkan hiburan semata. Terbukti, dalam setiap kejadian bernuansa musibah, paguyuban ini kerap menjadi pelopor aksi penggalangan dana dengan cara mengamen keliling Kota Nunukan dan donasi yang terkumpul pun selalu terbilang sangat fantastis karena mencapai puluhan juta rupiah sekali ‘ngamen’. (eddySantry)

Drs. Basri Resmi Ikuti Penjaringan Calon Bupati Di Partai Demokrat

Mantan Bupati Nunukan Drs. Basri resmi mengambil formulir penjaringan bakal calon Bupati Nunukan di Partai Demokrat (foto; Eddy Santry)

Nunukan – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan dihelat kembali tahun 2020 mendatang, sejumlah daerah diseluruh Indonesia, akan laksanakan pesta demokrasi lima tahunan ini termasuk salah satunya di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Hal tersebut tak ayal membuat konstalasi politik di Kabupaten yang sebagian wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut kian menghangat. Berbagai nama mulai muncul untuk turut berkompetisi di ajang pesta demokrasi 5 tahunan tersebut.

Selain itu , persiapan dari partai- paratai politik pun telah dilakukan untuk menjaring bakal calon yang akan diusung dalam pilkada. Partai politik membuka pendaftaran bagi kader ataupun simpatisan untuk mengambil formulir sebagai bukti keseriusan ikuti proses pilkada.

Salah satu partai politik yakni Partai Demokrat Kabupaten Nunukan juga telah membuka pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Nunukan pada Pilkada serentak 2020. Pendaftaran dimulai dari tanggal 25 September sampai 1 Oktober mendatang.

Seperti hari ini, salah satu tokoh yang mendaftar sebagai bakal calon bupati Nunukan lewat partai besutan Susilo Bambang Yudoyono tersebut Drs. Basri. Sebagaimana diketahui, Basri merupakan mantan Bupati Nunukan periode 2011 – 2015.

Pria yang juga pernah menjabat sabagai Komandan Kodim 0911/Nunukan tersebut diketahui mendaftar di kantor DPC Partai Demokrat Kabupaten Nunukan, jalan Tirn Suharto, Pelabuhan baru RT 12 Nunukan Timur dengan ditandai pengambilan formulir Calon Kada melalui Partai berlambang bintang mercy tersebut.


Basri saat dimintai konfirmasinya terkait keseriusannya dalam perhelatan pilkada mendatang mengakui sangat serius dan akan berjuang bersama masyarakat Nunukan dalam rangka meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Nunukan.

“Saya bangga memakai atribut partai Demokrat saat mendaftar hari ini dan saya siap berjuang bersama masyarakat untuk memenangkan pilkada Kabupaten Nunukan,” jelasnya.

Dia berjanji, jika menang dalam perhelatan pilkada nanti, bersama masyarakat Nunukan akan mengembalikan kejayaan Partai Demokrat di Nunukan dan akan memenangkan partai Demokrat dalam pemilu 2024, serta memenangkan AHY sebagai RI 01.

“Kejayaan Partai Demokrat akan saya kembalikan, serta memenangkan Demokrat dan AHY sebagai presiden dalam pemilu 2024 mendatang,” ujarnya.

Selain itu kata dia, perekonomian masyarakat di Kabupaten Nunukan harus ditingkatkan sehingga daerah ini bisa lebih maju lagi, apatalagi Ibukota negara akan ditempatkan di Kalimantan Timur, sehingga Nunukan ini akan menjadi penyanggah ibukota negara.

“Rakyat Nunukan sudah cerdas. Mereka bisa menilai sendiri bagaimana keadaan Nunukan terutama dalam perekonomian sekarang,” pungkasnya. (eddysantry)

Lebih Dari 50 ODGJ Rumahan Dipantau Dinsos

NUNUKAN – Persoalan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) hingga saat ini masih terus menjadi polemik. Pasalnya, dengan kondisi anggaran yang terbatas di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nunukan juga mengalami hambatan.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nunukan, Alis Sujono mengatakan, untuk penanganan ODGJ yang banyak berada di jalanan memang sangat sulit diatasi. Sebab, kata dia, hal ini juga membutuhkan bantuan dari berberbagai intansi terkait.

“Sebenarnya, di Dinsos itu menangani orang terlantar. Kalau untuk ODGJ itu mungkin Dinas Kesehatan (Dinkes) karena menyangkut gangguan kejiwaan. Beda halnya kalau ODGJ setelah sembuh dan keluar dari rehabilitas dan terlantar, nah terlantar itulah yang ditangani Dinsos sekarang. Tapi kan sekarang anggapan masyarakat yang menangani Dinsos, jadi kita jalani saja,” tuturnya.

Alis mengaku setidaknya ada kurang lebih 50 ODGJ rumahan yang ditangani Dinsos. Artinya, ODGJ yang masih tinggal berasama keluarganya. “Kan, beda itu OGDJ yang di jalanan dan OGDJ yang berada di rumah. Nah, yang di rumah ini ada kurang lebih 50 an. Mereka ini kita awasi dan bekerjasama dengan Dinkes,” tambahnya.

Setiap bulan, kata dia, pihaknya secara rutin melakukan pemeriksaan bersama Dinkes dengan mendatangi rumah-rumah warga tersebut. “Karena, setiap bulan ODGJ itu harus dikontrol. Mereka harus diberikan suntikan dan obat-obatan agar dapat memulihkan kembalikan mereka. Intinya, yang rumahan ini kita awasi terus dan pantau perkembangannya,” pungkasnya.

Untuk ODGJ yang berada di jalanan, diakuinya, jika memang membahayakan masyarakat agar sebaiknya melaporkan langsung kepada pihak kepolisian maupun Satpol PP Nunukan. “Nanti, setelah itu baru kita ikut masuk seperti apa penanganannya,” ujarnya.(Irwan)