Seminar Nasional Lipa Sabbe digelar di Hotel Eka

WAJO – Berandankrinews.com – Acara Seminar Nasional “Lipa Sabbe” warisan dan Diplomasi Budaya yang berbasis kearifan lokal yang di gelar di Hotel Eka Sengkang, Jumat 21 Juni 2019.

Pelestarian warisan dan Diplomasi budaya yang bersumber pada UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Olehnya mulai dari Pemerintah Pusat sampai ke Pemerintah Daerah wajib memajukan melestarikan kebudayaan dengan membentuk Tim PPKD (pokok-pokok Pikiran Kebudayaan Daerah)

Ketua Tim PPKD Kabupaten Wajo adalah Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sedangkan kepala Sekertariat adalah Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo.

Ada beberapa kegiatan PPKD diantaranya

  1. Bahasa
  2. Tradisi Lisan
  3. Ritus
  4. Pengetahuan Tradisional
  5. Permainan rakyat
  6. Olah Raga Tadisional
  7. Kesenian
  8. Cagar Budaya

“Negeri Wajo melahirkan orang cerdas, ulama, dan pemimpin. Di sini pula sutra ditenun menjadi ‘lipasabbe,” ungkap Dr. Najamuddin Ramly, M.Si., Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud RI.

Lipa sabbe adalah sebuah warisan budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan dan sudah ditetapkan pemerintah pada tahun 2016 masuk UNESCO untuk diperkenalkan.

Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud menyampaikan dalam arahannya bahwa empat bulan masa tugasnya, dengan mencoba untuk angkat nilai kearifan budaya dengan membangun akses persuteraan dari hulu sampai ke hilir dan membangun linknya.

Juga disampaikan bahwa sudah disuport oleh pak gubernur dan pemerintah pusat dan akan memback up apa yang disampaikan direktur warisan diplomasi budaya Kemendikbud RI.

“Kita akan membangun pariwisata Wajo, sehingga Wajo bukan lagi sebagai persinggahan, tapi sebagai destinasi wisata atau tempat kunjungan wisata lokal dan mancanegara dengan jadikan Danau Tempe sebagai icon,” ungkap Dr. H. Amran Mahmud.

Juga disampaikan bahwa akan maksimalkan persuteraan dengan mengembangkan murbei dengan mempersiapkan prasarana jaringannya dan berencana ingin membangun indukan telur sendiri sehingga tidak tergantung kepada telur dari Cina, jelasnya

“Mimpi Kami ingin jadikan Wajo sebagai Kota Wisata seperti Tanatoraja yang mempunyai ciri khas tersendiri, kita harus melestarikan dan patenkan Lipa sabbe kita, dan ini merupakan potensi yang luar biasa,” tegas Bupati Wajo.

Juga disampaikan kalau penganggaran akan lebih banyak nantinya ke anggaran publik sehingga masyarakat Wajo bisa lebih menikmatinya,

“Mari kita membangun bersama, mari kita rumuskan sesuatu dari hasil seminar ini untuk mendapatkan mimpi dari Pak direktur dan juga mimpi kami di Wajo, dengan potensi persuteraan yang sudah dapat respon dari dubes di Den Haag, demikian juga dengan Gubernur Sulawesi Selatan termasuk program air bersih dan layak minum yang akan jadi percontohan,” tutup Dr. H. Amran Mahmud.

( Humas Pemkab Wajo ).