Ribuan Pengungsi Dampak Kerusuhan Wamena Membutuhkan Bantuan Makanan dan Pakaian

“Kami minta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang kini tengah mengungsi” ( Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto)

Wamena – Sedikitnya 5.500 jiwa yang saat ini menyelamtkan diri (mengungsi) di Markas  Komando Distrik Militer (Makodim) 1702/Jayawijaya saat ini dalam suasana yang sangat memprihatinkan. Pasalnya, saat mendatangi Makodim Jayawijaya, mereka hanya membawa pakaian di badan tanpa bekal makanan.

“Sehingga mereka sangat membutuhkan bantuan pakaian, makanan, dan barang-barang keperluan anak dan perempuan. Karena pada saat mereka mengungsi ke makodim, mereka tak membawa bekal lantaran berusaha menyelamatkan diri dari kerusuhan,” tutur Komandan Kodim (Dandim) 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto, Sabtu (27/9/20190.

Lebih lanjut Let Kol Candra menuturkan, bantuan pangan pokok dari pemerintah untuk pengungsi korban kerusuhan Wamena baru difokuskan ke satu posko pengungsian yaitu posko pengungsian Gedung Okumarek yang dibuka oleh Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

Situasi ini semakin memprihatinkan lantaran hingga kini masyarakat yang mengungsi tak mau ke Okumarek tempat tenda pengungsian yang disediakan Pemda dan belum  mau kembali ke rumah mereka serta lebiih memilih untuk tinggal di makodim. Hal tersebut menurut Candra juga bisa dimaklumi lantaran ketakutan mereka padakeselamatanya yang merasa terancam.

“Pengungsi tidak mau ke Okumarek. Warga maunya di Kodim, sementara dapur lapangan Pemda ada di Okumarek,” papar candra.

Candra menuturkan bahwa bahan pokok yang saat ini sangat di butuhkan oleh para pengungsi tersebut selain pakaian dan makanan, pengungsi juga membutuhkan susu untuk balita, popok bayi, dan pembalut untuk perempuan.

“Kami minta informasi ini disebarkan seluas-luasnya agar banyak pihak yang tergerak untuk membantu para korban yang kini tengah mengungsi. Karena saat ini, kita hanya mampu mengandalkan logistik yang ada di Markas,” ujar Candra.

Sebelumnya, Kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya pada Senis 23 September 2019 lalu telah mengakibatkan 26 korban tewas dan 66 korban luka-luka yang masih dirawat di rumah sakit. Kericuhan terjadi saat pembubaran demonstrasi pelajar dan warga di Wamena oleh aparat gabungan TNI-Polri. (eddySantry)