Perekonomian Kaltara Ditaksir Tumbuh Hingga 4,3 Persen Tahun Ini

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com Pada 2019, secara keseluruhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI) termasuk Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) diperkirakan tetap tumbuh positif. Pertumbuhannya berkisar 3,9 hingga 4,3 persen. Demikian disampaikan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, berdasarkan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Laporan Nusantara Februari 2019 yang dirilis Bank Indonesia (BI), Minggu (3/3).

Diungkapkan Irianto, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi KTI akan ditopang
oleh konsumsi yang tumbuh kuat di tengah melambatnya ekspor luar negeri.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan meningkat seiring event pemilihan presiden (Pilpres) dan legislatif (Pileg) yang dilaksanakan serentak pada triwulan II 2019, serta kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang telah ditetapkan Pemerintah sebesar 8,03 persen, kata Gubernur. Kegiatan Pilpres dan Pileg juga akan mendorong konsumsi pemerintah, selain realisasi belanja terkait Dana Kelurahan yang melengkapi Dana Desa.

Aktivitas investasi diprakirakan masih tumbuh, khususnya pada semester II yang didorong oleh percepatan realisasi berbagai proyek infrastruktur konektivitas, berlanjutnya hilirisasi hasil tambang dan pertanian, pembangunan pembangkit listrik, serta pengembangan Kawasan Industri (KI) maupun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun demikian, turunnya produksi tembaga dan outlook harga komoditas pertambangan yang tidak setinggi tahun lalu akan menyebabkan pertumbuhan ekspor KTI lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, jelas Gubernur.

Sementara itu, untuk perkiraan perekonomian per triwulan, perekonomian KTI termasuk Kaltara pada triwulan II 2019 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2019. Ini ditopang oleh konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah. Konsumsi swasta diperkirakan meningkat menjelang periode hari besar keagamaan dan pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019. Konsumsi pemerintah juga diperkirakan meningkat seiring dengan adanya pengeluaran belanja pegawai untuk Tunjangan Hari Raya (THR) dan peningkatan realisasi Dana Desa dan Dana
Kelurahan. Pada triwulan II, investasi diperkirakan mengalami perlambatan, khususnya berasal dari investasi korporasi dan investasi yang berupa non-bangunan. Sementara investasi terkait infrastruktur pemerintah masih akan berlanjut, urai Gubernur.

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh LU pertanian, industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, dan akomodasi. Kondisi cuaca yang diperkirakan lebih kondusif akan mendorong peningkatan produksi pertanian seperti tanaman padi, kelapa sawit, kakao, karet maupun aktivitas penangkapan ikan. “Industri pengolahan, terutama pengolahan CPO dan karet, diperkirakan tumbuh lebih tinggi karena adanya potensi peningkatan harga komoditas internasional untuk komoditas tersebut, tutup Irianto.(humas)