Pembudidaya Rumput Laut Apresiasi Bupati Nunukan Atas Bergeliatnya Ekonomi di Perbatasan

Tokoh masyarakat sekaligus koordinator pemukat rumput laut Nunukan, H Supa

Nunukan – Tingginya nilai harga jual rumput laut kering di Nunukan tak hanya akan menjadi berkah bagi para pembudidayanya semata namun lebih luas akan berdampak pada rantai penggerak roda perekonomian masyarakat di Perbatasan.

Hal tersebut dituturkan oleh H Supa, tokoh masyarakat yang juga sebagai koordinator pemukat rumput laut di Nunukan usai mengadakan ritual Mandi Syafar di Binusan, Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (23/10/2019). Menurutnya, budidaya rumput laut tak sekedar menciptakan peluang bisnis saja, namun juga akan menciptakan lapangan kerja.

“Mulai dari pemasangan pondasi, pasang tali, pasang bibit hingga penjemuranya adalah sebuah tahap yang membutuhkan masing – masing pekerja,” tuturnya.

Sehingga menurut Supa, semakin tinggi harga jual rumput laut, maka akan semakin terbuka lebih banyak peluang pengerjaanya yang secara otomatis akan berpengaruh terhadap perputaran uang di wilayah Nunukan.

“Dan hal tersebut otomatis akan menjadi salah satu pilar dari kemandirian ekononi di perbatasan. Karna saat ini rumput laut adalah komoditas utama masyarakat Nunukan,” imbuhnya.

Sehingga Supa mengaku tak berlebihan apabila ia menilai Pemerintah Kabupaten Nunukan termasuk sukses dalam mengupayakan penguatan ekonomi kerakyatan melalui berbagai terobosan dalam hal penjualan rumput laut tersebut.

“Memang tak bisa kita pungkiri keterlibatan pihak lain, namun kita juga jangan memungkiri bagaimana upaya Bupati Nunukan yang gigih memperjuangkan harga jual dari titik terendah mencapai harga jual tinggi seperti saat ini,” katanya

Diungkapkan oleh Supa, bahwa perekonomian masyarakat Nunukan hampir saja kolep saat harga jual rumput laut berada di kisaran Rp. 4 ribu per Kg nya. Hal tersebut karena selain sawit, rumput laut adalah komoditas yang menjadi sandaran ekonomi mayarakat Nunukan.

” Sekarang atas kegigihan berbagai pihak terutama Pemkab Nunukan, harga jual mencapai Rp. 16 ribu,” ujar Supa.

Supa juga membantah bahwa nilai jual rumput laut saat ini tak mempengaruhi gairah perekonomian. Menurut Supa, meningkatnya pesanan belanja secara online oleh konsumen di Nunukan adalah bukti berpengaruhnya nilai jual rumput laut.

“Kalau ada yang mengatakan saat ini perekonomian Nunukan seret, saya persilahkan untuk kroscek di tempat – tempat ekspedisi yang ada di Nunukan. Secara logika saja, kalau orang memesan barang itu sudah pasti punya uang,” tandasnya. *ES*