Gubernur Tekankan Kepada TPID Fokuskan Tiga Komoditas Penyumbang Terbesar

Tanjung Selor, Berandankrinews.com–Senin (21/1/19), Sebagai upaya dalam mengendalikan inflasi di Kaltara, Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie menekankan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kaltara agar fokus pada tiga komoditas yang sangat potensial sebagai penyumbang inflasi terbesar yaitu, daging ayam ras, bawang merah, dan ongkos angkutan udara.

Hal tersebut diketahui berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) Kalimantan Utara (Kaltara) oleh Bank Indonesia (BI) pada awal 2019 ini. Di mana hingga memasuki pekan ke-3 Januari diperkirakan akan terjadi inflasi.

Irianto Lambrie menyebutkan, Di Kaltara ini ada 3 instansi yang melakukan pengawasan harga komoditas strategis, yakni BPS (Badan Pusat Statistik) Tarakan, BI Kaltara dan Disperindagkop-UKM (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah).

“Ketiganya harus menyatukan pemahaman mengenai standarisasi data harga sehingga tak menimbulkan perbedaan dan langkah tindak lanjut pengendalian inflasi lebih tepat sasaran,” Jelas Irianto.

Berkaitan dengan ongkos angkutan udara, secara langsung Irianto telah bersurat kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk penyesuaian range tarif batas bawah dan tarif batas atas, termasuk ke maskapai penerbangan yang ada di Kaltara.

Sebagai tindaklanjutnya, Kata Irianto, TPID Kaltara saya minta juga merekomendasikan untuk penambahan ketersediaan kursi, baik melalui penggantian pesawat lebih besar atau extra flight saat peak season. “Hal ini harus segera disampaikan kepada pihak yang bersangkutan,” Katanya

Tambanya, Sedangkan untuk pengendalian inflasi dari komoditas pangan, TPID Kaltara mengusulkan untuk dibentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMD) Pangan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara guna memenuhi suplai komoditas pangan melalui Kerja Sama Antar Daerah (KAD).

“Ini sangat bagus, kita minta segera ditindaklanjuti,” ujar Irianto.

Menurutnya, salah satu upaya pengendalian lainnya yang perlu, dengan membentuk satuan tugas (Satgas) Operasi Pasar untuk rutin melakukan operasi pasar dan pasar murah.

Sebagai informasi, pada Desember 2018, inflasi Kaltara tertinggi di Indonesia, setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni sebesar 1,60 persen. Sementara inflasi nasional, di bulan yang sama hanya 0,62 persen.

“Secara tahunan, inflasi nasional tercatat 3,13 persen sedangkan Kaltara 5,00 persen. Hal ini menempatkan Kaltara ke dalam 5 provinsi yang berada di atas target nasional.”Tutur Irianto(*/Humas Pemprov Kaltara)