Gelar Pementasan Akhir GSMS 2025, Wadah Lahirkan Seniman Berbakat

TANJUNG SELOR – Pementasan Akhir Hasil Pembelajaran Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Tahun 2025 tingkat SMA/SMK/SLB sederajat digelar di Lapangan SMK Negeri 1 Tanjung Selor berlangsung meriah pada Selasa (11/11) pagi.

Momen pembukaan Pementasan Akhir Hasil Pembelajaran Program GSMS Tahun 2025 itu, ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Kesatuan Bangsa, dan Pemerintahan, Robby Yuridi Hatman, S.Sos., M.T.

Dalam kesempatan ini, Robby menyampaikan bahwa pementasan akhir GSMS merupakan langkah strategis pemerintah dalam memfasilitasi sekolah agar dapat menghadirkan seniman ke ruang pembelajaran.

“Melalui GSMS ini, kita tidak hanya menumbuhkan kreativitas pelajar, tetapi juga menjaga warisan budaya Kalimantan Utara di tengah derasnya arus globalisasi dan pengaruh media sosial,” kata Robby.

Robby menuturkan program ini dapat menjadi wadah positif bagi generasi muda untuk menggali potensi, mengekspresikan kreativitas, dan menyalurkan bakat seni sekaligus memperkuat karakter kebangsaan.

Dikatakannya dengan kreativitas para pelajar, terutama dari sekolah kejuruan, menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Kaltara mampu berinovasi tanpa meninggalkan akar kultur budaya lokal.

Pelaksanaan GSMS sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang mendorong keterlibatan aktif para seniman dalam memperkenalkan kekayaan dan keberagaman budaya bangsa kepada pelajar, sekaligus menyaring budaya asing yang dapat mengikis nilai moral generasi muda.

Sebagai bentuk dukungan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara memberikan dana pembinaan kepada sekolah-sekolah peserta GSMS sebagai apresiasi atas dedikasi dalam melestarikan dan mengembangkan budaya daerah.

Robby menuturkan setelah melalui proses panjang 15 kali pertemuan dengan dukungan APBD dan 20 kali pertemuan melalui anggaran APBN, akhirnya terlaksananya pementasan akhir GSMS 2025 yang menampilkan hasil karya terbaik siswa siswi Kaltara.

“Melalui pementasan akhir yang menampilkan karya-karya terbaik dari para siswa, kita dapat melihat hasil nyata pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh para seniman di sekolah,” ucapnya.

Sementara itu turut juga diluncurkan “Rumalawai”, sebuah brand fashion lokal Kaltara yang mengusung kekayaan budaya daerah melalui karya busana batik khas Kaltara.

Nama Rumalawai berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Bulungan yakni “ruma” yang berarti rumah dan “lawai” yang berarti benang, bermakna “Rumah Benang” menjadi simbol tempat lahirnya karya-karya busana eksklusif menjunjung tinggi nilai budaya dan estetika lokal.

Rumalawai berfokus pada pembuatan batik motif Kaltara dengan desain modern dan elegan, tanpa meninggalkan unsur kearifan lokal. Kehadirannya diharapkan menjadi ikon fashion Bumi Benuanta yang memperkuat identitas daerah sekaligus membuka ruang bagi pengembangan industri kreatif berbasis budaya.

Staf Ahli Gubernur, Robby merasa bangga atas peluncuran brand fashion Rumalawai yang menjadi simbol nyata bahwa budaya dan ekonomi kreatif dapat berjalan beriringan.

“Melalui sinergi ini, semangat pelajar dan seniman lokal diharapkan terus tumbuh, menjadikan budaya bukan sekadar warisan, tetapi juga sumber inspirasi, inovasi, dan kebanggaan bersama masyarakat Kaltara.

“Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara akan terus mendukung setiap langkah kreatif anak muda dan pelaku seni yang mengangkat kearifan lokal menjadi karya bernilai tinggi. Inilah wajah Kaltara yang berbudaya, berdaya saing, dan penuh inovasi,” pungkasnya.

(dkisp)