Kasrem Letkol inf Bobby Trianto Tutup latihan penanggulangan bencana Alam korem 141 /Tp Kodam XIV Hasanuddin TA 2019

GOWA – Bertempat di Dusun Lemoa Desa Pattalikang Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa telah dilaksanakan Penutupan Latihan Penanggulangan Bencana Alam Korem 141/TP Kodam XIV/Hasanuddin TA. 2019 yang dipimpin oleh Kasrem 141/Tp Letkol Inf Bobbie Trianto S.I.P. Kamis (21/11/2019).

Adapun amanat Danrem 141 Toddopuli kolonel Inf Suwarno S. A. P. dibacakan oleh Kasrem 141/Tp Letkol Inf Bobbie Triyantho S.Ip. itu menyatakan selama 4 hari para peserta telah mencurahkan tenaga dan pikirannya dalam melaksanakan latihan penanggulangan bencana alam dengan baik dan lancar selama mengikuti latihan

Para peserta telah menunjukkan kesungguhan serta dedikasi yang tinggi walaupun terjadi perbedaan tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki namun para peserta terlihat dapat melaksanakan latihan ini dengan baik.

Sesuai hasil penilaian dan evaluasi yang telah dilaksanakan tentu pelaksanaan latihan ini masih banyak kekurangan baik dari pihak penyelenggara maupun peserta sadari.

bahwa materi yang para peserta telah dapatkan melalui pelaksanaan latihan ini bersifat pembinaan Latihan biasa dan bukan latihan yang bersifat menguji operasi sesungguhnya walaupun situasi yang kita kondisikan adalah situasi yang kemungkinan akan terjadi di wilayah ini.

Sayang mengharapkan agar semua pengalaman yang didapatkan selama melaksanakan latihan ini dapat dijadikan sebagai bekal sekaligus menjadi pelajaran dalam pelaksanaan penanggulangan bencana alam Apabila terjadi di wilayah kabupaten Gowa.

Kepada penyelenggara saya juga mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan dedikasi yang tinggi sehingga Kegiatan ini dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Adapun yang Turut hadir pada kegiatan tersebut:
Kolonel inf Suwarno S.A.P (Danrem 141/Toddopuli)
Drs. H. Abd. Rauf Malaganni, S. Sos, M.Si. (Wakil Bup.Gowa)
Kolonel Kav. Prince Putong (Pusterad)
Letkol Inf Idris Hasan (Waas Ops Kodan XIV/Hsn)
Letkol Inf Apriadi Nidjo (Kasi Ops Korem 141/TP)

Letkol Inf Antero Ruas (Kasi Loq Korem 141/TP)
Letkol Arh. Muh. Suaib S.Pd.,M. Tr (Han).
Letkol Inf Hipni (Pusterad)
Mayor Arm Triyadi (Pusterad)
Mayor inf Andi Usmi (Pasi Intelrem 141/TP)
Kompol Muh Fajri Mustafa S. Sos. MH (Waka Polres Kab Gowa)
Tokoh masyarakat beserta tamu undangan kurang lebih 30 orang

Irwan N Raju
Kabiro Sulsel

Membangkitkan Ruh dan Jiwa Seorang Guru

OPINI – Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan. Karena manusia diciptakan bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat pendidikan. Inilah salah satu perbedaan antara manusia dengan makhluk lain, yang membuatnya lebih unggul dan lebih mulia.

Pendidikan diperlukan oleh semua orang. Jika orang dewasa yang biasanya sudah terbentuk akhlak dan karakternya masih memerlukannya, maka anak-anak dan para pemuda yang belum terbentuk jauh lebih memerlukan. Bukankah potret orang dewasa adalah hasil pendidikannya yang dimulai dari usia anak-anak sampai dia dewasa?

Jika hidup sangat erat kaitannya dengan pendidikan, maka faktor penting bahkan kadang-kadang menjadi faktor penentu hitam putihnya pendidikan, adalah guru. Benar, guru bukanlah satu-satunya instrument pendidikan. Masih ada buku, kurikulum, peletak kurikulum, pembuat kebijakan pendidikan dan seterusnya. Akan tetapi dari sederet instrument tersebut, gurulah ujung tombak dari semua instrument pendidikan.

Melihat realita pendidikan hari ini yang memprihatinkan, berbagai fakta krisis moral, adab, dan akhlak terjadi pada guru dan murid di sekolah. Narkoba, pergaulan bebas, pacaran, huru-hara, pesta-pesta dan seterusnya.

Oleh karena itu, perhatian guru dalam dunia pendidikan adalah prioritas. Membangkitkan ruh dan jiwa seorang guru adalah sumber dan kunci utama dalam proses keberhasilan pendidikan.

Guru memikul amanah yang begitu mulia dan penuh tanggung jawab. Ditangannyalah akan lahir generasi yang akan menebarkan cahaya kebaikan di tengah masyarakat. Wahai para guru, sadarkah kita bahwa kebangkitan setiap peradaban dimulai dari kualitas, kehebatan dan kebesaran seorang guru.

Hari ini, bangkitlah wahai para guru. Jadikan proses pengajaran sebagai tugas yang mulia dalam menanamkan nilai-nilai iman, adab dan akhlak kepada setiap muridmu. Teruslah bersabar dalam mendidik generasi ini. Bangkitkan ruh, jiwa dan semangatmu dalam mendidik generasi ini.

Jadilah teladan terbaik bagi para muridmu dan bekerja keraslah semaksimal mungkin untuk melahirkan generasi pejuang, generasi yang beradab, generasi yang cinta dengan ilmu, semangat dalam beramal dan berdakwah.

Lihatlah betapa tinggi derajatnya yang digapai oleh seorang guru, hingga Allah bershalawat kepadanya, begitu juga dengan para Malaikat-Nya dan begitupun dengan penduduk langit dan bumi senantiasa bershalawat kepada pengajar kebaikan.

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-Nya, para penghuni langit dan bumi, hingga semut di lubangnya dan ikan hiu, mengucapkan doa kepada pengajar kebaikan terhadap manusia.” (HR. Tirmidzi & Darimi).

Olehnya itu, teruslah bermuhasabah wahai para guru. Karena keputusan yang telah engkau pilih ini adalah profesi yang mulia. Maka muliakanlah, pantaskanlah dirimu menjadi guru sejati yang memiliki ruh, semangat dan jiwa yang bersih, ikhlas dan tulus serta menata diri dengan adab dan akhlak yang mulia.

Harus kita sadari bahwa guru hari ini sedang dilanda krisis adab dan akhlak, beberapa waktu lalu saya telah menulis tentang (Krisis adab guru dan murid) mengungkapkan berbagai data tentang krisisnya adab guru dan murid dengan berbagai macam kasusnya. (Baca di https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2019/08/01/168549/krisis-adab-guru-dan-murid.html).

Sebab itu, para ulama telah memberikan perhatian yang sangat mendalam kepada setiap guru agar memiliki adab dan akhlak yang baik. Imam Al-Ghazali dalam Kitabnya Ihya Ulumuddin, seorang pengajar layaknya ‘pembesar’ di kerajaan langit, jika ia mempelajari suatu ilmu, kemudian mengamalkannya dan setelah itu mengajarkannya kepada orang lain dengan ikhlas.

Siapa saja yang menekuni tugas sebagai pendidik, berarti ia tengah menempuh suatu perkara yang sangat mulia. Oleh karena itu, ia harus senantiasa menjaga adab serta tugas yang menyertainya.

Adab yang pertama, sayang kepada para murid serta menganggap mereka seperti anak sendiri. Sebab seorang guru adalah Ayah yang sejati bagi murid-muridnya. Ini didasarkan pada sabda Rasulullah.

“Sesungguhnya posisiku terhadap kalian, laksana seorang Ayah terhadap anak anaknya.” (HR. Abu Dawud)

Menurut Imam Ghazali, jika seorang Ayah menjadi sebab atas keberadaan anak-anaknya pada kehidupan dunia yang fana ini, maka seorang guru justru menjadi sebab bagi bekal kehidupan murid-muridnya yang kekal di akhirat nanti. Dengan demikian, menjadi wajar apabila seorang murid tidak dibenarkan untuk membeda-bedakan antara hak guru dan hak kedua orang tuanya.

Adab yang kedua, meneladani Rasulullah dalam setiap konsep pengajarannya.

Adab yang ketiga, memberikan nasihat mengenai apa saja demi kepentingan masa depan murid-muridnya. Contoh, melarang mereka mencari kedudukan sebelum mereka layak untuk mendapatkannya. Juga melarang mereka menekuni ilmu yang tersembunyi (batin), sebelum menyempurnakan ilmu yang nyata (zahir).

Adab yang keempat, memberi nasihat kepada para murid dengan tulus, serta mencegah mereka dari akhlak yang tercela. Dalam hal ini tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang kasar, melainkan harus diupayakan menggunakan cara yang sangat bijak. Sebab, cara yang kasar justru dapat merusak esensi pencapaian.

Idealnya, sang pendidik harus terlebih dahulu berlaku lurus, setelah itu ia menuntun para murid untuk berlaku lurus pula. Kalau prinsip ini dilanggar, maka nasihat yang disampaikan menjadi tidak berguna. Sebab, memberikan keteladanan dengan bahasa sikap, keteladana itu jauh lebih efektif daripada menggunakan kalimat atau nasihat secara lisan.

Senada dengan hal di atas, K.H. Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab al-Alim wa al-Mutaallim juga menyatakan, “Sesungguhnya mengajarkan ilmu adalah perkara yang paling penting menurut agama dan derajat orang mukmin yang paling tinggi…”.

Tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawa hati manusia untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah. Hal tersebut karena tujuan pendidikan yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

K.H. Hasyim Asy’ari memaparkan bahwa adab dan etika guru di antaranya adalah menyucikan diri dari hadas dan kotoran, berpakaian yang sopan dan rapi dan usahakan berbau wangi, berniat beribadah ketika dalam mengajarkan ilmu kepada anak didik; sampaikan hal-hal yang diajarkan oleh Allah, biasakan membaca untuk menambah ilmu pengetahuan, berilah salam ketika masuk ke dalam kelas; sebelum mengajar mulailah terlebih dahulu dengan berdoa untuk para ahli ilmu yang telah lama meninggalkan kita, berpenampilan yang kalem dan jauhi hal-hal yang tidak pantas dipandang mata, menjauhkan diri dari bergurau dan banyak tertawa, jangan sekali-kali mengajar dalam kondisi lapar, marah, mengantuk dan sebagainya.

Selain itu, beliau juga menganjurkan hal yang tak kalah penting berkaitan dengan proses belajar mengajar beberapa di antaranya ialah selalu melakukan introspeksi diri, mempergunakan metode yang mudah dipahami bagi peserta didik, membangkitkan antusias peserta didik dengan memotivasinya, memberikan latihan-latihan yang bersifat membantu, dan lain sebagainya.

Olehnya itu, membangkitan ruh dan jiwa seorang guru adalah tugas yang paling utama. Sang guru yang dihiasi dengan adab dan akhlak mulia akan melahirkan generasi yang beradab. Sebab akar dan ruh dalam proses pendidikan ini adalah lahirnya generasi beradab dan berakhlak mulia.

Penulis: Muhammad Akbar, S.Pd

(Penulis Buku, Teacher, Pendiri Madani Institute, Ceo Mujahid Dakwah Media dan Founder www.mujahiddakwah.com)

Kebakaran Menara Informasi Pelabuhan Pamatata, Kerugian Ditaksir Mencapai Milyaran Rupiah

SELAYAR – Gedung menara informasi Pelabuhan Pamatata Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan hangus dilalap si jago merah pada sekitar pukul 20.15 Wita, Sabtu (23/11/2019).

Kejadian yang berlangsung, sekitar lima menit tersebut, ikut melalap enam unit warung pedagang makanan bersama dua unit ruangan menara informasi pelabuhan, bangunan toilet, dan kamar mandi yang berada di lantai dua.

Akibat kejadian naas itu, lima orang pemilik warung makan masing-masing atas nama : Dg. Jihana, Dg. Bula, Sitti Raja, Patta Alang, dan Hj. Jannah harus menanggung kerugian ratusan juta rupiah.

Tidak ada korban jiwa dalam insident kebakaran yang terjadi pada malam akhir tersebut akan tetapi, kerugian material ditaksir mencapai milyaran rupiah.

Informasi yang sempat dihimpun wartawan di tempat kejadian peristiwa (TKP) menyebutkan, kebakaran dipicu oleh ledakan kompor gas milik salah seorang pengusaha warung makan atas nama Dg. Jihana yang tidak sempat dimatikan sebelum kejadian.

Selain itu, api juga dipicu oleh banyaknya barang dagangan dan bahan material yang mudah terbakar.

Tidak satupun barang yang sempat terselamatkan dalam insiden kebakaran gedung menara informasi Pelabuhan Pamatata yang ludes terbakar, bertepatan dengan sandarnya, kapal ferry, KMP. KMP. Kormomolin yang baru tiba, dari Pelabuhan Bira, Bulukumba mengangkut rombongan peserta event, “Selayar Half Marathon”.

Selain melalap bangunan menara informasi dan lima unit warung makan, api nyaris meratakan bangunan perumahan pegawai kementerian perhubungan BPTD Wilayah XIX, Provinsi Sulselbar Satpel Pelabuhan Penyeberangan Pamatata yang tepat, bersebelahan dengan bangunan warung makan milik Hj. Jannah.

Saksi mata, Sitti Raja yang dikonfirmasi wartawan di TKP menyebutkan, “sebelum armada pemadam kebakaran tiba, pemadaman api sempat dilakukan secara manual dengan menggunakan slang air yang dibantu armada mobil truk bermuatan tiga unit tangki air”.

Sebagai bentuk respon time, Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar, yang dipimpin, Dr. Ir. Marjani Sultan, M.SI, langsung menerjunkan personil tagana dan tim Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Selayar.

Tiba di TKP, tim tanggap bencana dan Palang Merah Indonesia (PMI) langsung memancang bangunan tenda pengungsi.

Untuk kepentingan penyidikan, tim inafis Polres Kepulauan Selayar yang diback up jajaran Personil Polsek Bontomate’ne, telah memasang garis police line. Sebelumnya, tiga unit armada damkar dari kantor satuan polisi pamong praja dan pemadam kebakaran diterjunkan untuk memadamkan api di tkp.

(fadly syarif)

Kapolres Bone Berinisiatif Memberikan Hadia Perahu Sampan Kepada Kakek Baco

BONE – Disela-sela pelaksanaan pembangunan rumah kakek Baco di Jalan Pakupaku Kelurahan Bajoe, Kepala kepolisian Resor (Kapolres) Bone AKBP Made Ary Pradana menyempatkan waktu mengunjungi tempat tinggal sementara kakek Baco, Minggu (24/11/2019).

Nelayan berusia 70 tahun itu tidak menyangka kediaman sementara yang ia tinggali didatangi orang nomor satu Polres Bone.

Dalam kesempatan itu,Kapolres Bone mendengar langsung cerita dari masyarakat setempat tentang kondisi kehidupan Kakek Baco.

Berdasarkan hasil keterangan dari warga sekitar,bahwa perahu sampan yang sering di pakai kakek Baco untuk melaut telah usang dan bocor.

“kami sering kasihan melihatnya pak,mau pergi menjaring ikan dipinggir laut kadang tidak jadi,kalau ia lihat sampanya tenggelam lantaran bocor.”kata warga sekitar

Mendengar hal tersebut AKBP Made Ary Pradana berinisiatif menghadiahi Kakek Baco sebuah perahu sampan untuk melaut.”Telah saya suruh buat yang baru,rencananya akan diserahkan satu minggu kedepan.”ungkap Kapolres Bone.

(Irwan hammer)

Limbah Industri Tahu Wahid Mattiro walie Cabalu Bone Resahkan Warga

BONE – Limbah Industri Tahu Wahid di kelurahan Mattirowalie Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone diduga telah melakukan pencemaran lingkungan dengan membuang limbah cair industri tahu melalui saluran air (drainase) ke sungai, Minggu, (24/11/2019).

Dugaan tersebut dikuatkan dengan temuan saluran buang air limbah langsung mengalir ke selokan meskipun ada pipa saluran yang disediakan didalam saluran drainase.

Menurut sejumlah warga sekitar sudah 3 tahun terakhir sudah mencium bau busuk yang menyengat dari drainase pembuangan limbah cair industri tahu tersebut.

Tidak hanya itu warga akhir2 ini juga mengeluhkan air limbah telah mencemari air sungai Cabalu yang sehari harinya digunakan Warga masyarakat sebagai sumber air Tutur Muhtar warga Mattirowalie.

Erni salah satu warga Mattirowalie juga mengatakan akibat limbah cair industri tahu tersebut mengakibatkan air sungai yang selama ini jernih dan dapat digunakan sebagai sumber air bersih kini telah berubah warna menjadi keruh dan berbau busuk sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai air bersih.

Sedikitnya terdapat 30 kepala rumah tangga warga yang bermukim disekitar mengeluhkan bau dan keruhnya air sungai Cabalu dan meminta pemerintah untuk memberikan solusi, jika tidak warga mengancam akan melakukan Upaya hukum.

Sementara itu pihak industri tahu Wahid saat dikonfirmasi enggan memberikan jawaban dengan alasan pihak pimpinan mereka sedang diluar kota, mohon maaf saya tidak bisa memberikan penjelasan karena bapak sedang diluar kota, silahkan datang lagi besok atau lusa,tutur ibu Wahid kepada awak media.

Terkait dugaan pencemaran lingkungan Pihak BLHD Kabupaten Bone menegaskan akan segera melakukan pengecekan dilapangan, jika memang ditemukan pelanggaran maka akan diberi sanksi ke pihak perusahaan hingga pencabutan ijin, pungkas Andi Habibie kepada awak media.

Irwan N Raju
Kabiro Sulsel