Sertifikasi Tanah di Jakarta Pusat Buat Rakyat Kecil Masihkah Berjalan Penuh Lobang Dan Mendaki ?

Jakarta, Berandankrinews.com — Tak Jauh dari Istana Negara, Ini Sengkarut Sertifikasi 600 KK Warga RW. 08 Kelurahan Petojo Selatan, Jakarta Pusat.

Saat ini, pemerintah terus menggeber proses sertifikasi tanah. Di berbagai kesempatan, pemerintah membagikan sertifikat secara massal kendati banyak mendapat kritik dari sejumlah pihak karena kental muatan politik terkait Pilpres 2019. Meski demikian, pembagian sertifikat ini terus dilakukan hingga ke berbagai pelosok daerah.

Sejatinya, pemerintah lewat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) menargetkan 126 juta hektare bidang tanah agar bersertifikat pada 2024. Untuk mengejar target itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan percepatan sertifikasi lewat program pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL). Hal ini sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN; Menteri Dalam Negeri; serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, tentang biaya pendaftaran tanah sistematis tahun 2017.

Dalam SKB tersebut, warga dibebankan biaya Rp 150.000 per bidang tanah untuk tanda batas patok, pemberkasan, dan materai. Namun, warga Jakarta kini tidak perlu lagi membayar biaya itu karena sudah ditanggung Pemprov DKI. Sebab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengalokasikan anggaran Rp 187 miliar untuk proses sertifikasi tanah di wilayah Jakarta. Namun dalam praktiknya masih ada oknum yang mengutip dana dari warga.

Sayangnya, kemudahan PTSL dan insentif gratis dalam pemutihan sertifikat ini tidak bisa dinikmati 600 kepala keluarga (KK) atau mencakup lebih dari 3.000  jiwa warga di RW.08 Kelurahan Petojo Selatan, Jakarta Pusat.

Pasalnya, sekitar 250 bidang tanah milik warga yang sudah dilakukan pengukuran oleh BPN melalui program PTSL dengan luas tanah mencapai +18.000 meter persegi tidak bisa dilanjutkan prosesnya untuk menjadi sertifikat.

Menurut Ibu Teten Masudah kasie Sengketa di BPN Jakarta Pusat, hal ini karena rumah warga berdiri diatas tanah yang telah bersertifikat Hak Milik atas nama JM. PANGGABEAN dengan Sertifikat Hak Milik No. 47. Dengan demikian permohonan sertifikat hak atas tanah untuk warga RW. 08 tidak bisa diterbitkan.

Pihak BPN menolak pengajuan sertifikat dari warga Petojo Selatan. Agus Syahrial, Ketua RW. 08 Kelurahan Petojo Selatan mengatakan, pihak BPN menolak pengajuan sertifikasi karena 250 bidang tanah tersebut berada di lahan yang sudah ada sertifikatnya. “Kami kaget pengajuan ditolak oleh BPN dengan alasan lahannya ada di bidang lahan yang lain. Warga ini sudah tinggal di lahan itu turun temurun. Warga tinggal di lahan itu dengan membeli bidang tanah dari tuan tanah SAJID IDROES BIN HASAN BIN SECH ASSOLABIAH ALAYDROES pada tahun 1927. Pada awalnya tahun 1926 memang warga sewa kepada tuan tanah tersebut,” ungkapnya.

Menurut Agus, sebagian warga masih ada yang memegang bukti kepemilikan jual beli lahan tersebut. Sayangnya, sebagian besar warga tidak memegang bukti-bukti tersebut karena ketidaktahuan dan sistem pendataan pertanahan yang kala itu masih sangat sederhana, terangnya.

“Belakangan ini, warga yang mendirikan bangunan atau yang sedang melakukan renovasi rumahnya sering diintimidasi oleh pihak swasta yang mengklaim mempunyai sertifikat atas lahan warga. Dan Intimidasi dilakukan dengan menggunakan tangan oknum aparat. Mereka mengklaim punya sertifikatnya. Tapi ketika didesak mana sertifikatnya, mereka tidak pernah menunjukkan,” beber Agus.

Akibat intimidasi ini, warga menjadi gusar, tetapi di sisi lain, hal ini membuat warga tidak nyaman. Agus mengatakan, perwakilan warga berinisiatif mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo agar bisa membantu proses sertifikasi dan menyelesaikan kasus ini. Setelah menunggu lama, ada respon, tetapi itu pun tidak menyelesaikan keinginan warga untuk mendapatkan kejelasan hak milik atas tanah tersebut. Beberapa kali warga mendatangi BPN DKI Jakarta tapi terkesan lepas tangan.

Belakangan, warga mendapatkan bukti baru jika lahan yang ada di SHM No. 47 yang bersengketa ini bidang tanahnya ternyata bukan berada di lahan yang ditinggali 600 KK warga RW. 08 Kelurahan Petojo Selatan.

“Saya dapat temuan baru setelah mengecek peta online ATR-BPN pusat yang diunduh dari aplikasi Android. Temuan baru ini sudah disampaikan ke BPN Jakarta Pusat dan Bagian Hukum Kantor Walikota Jakarta Pusat, karena diduga datanya berbeda dengan BPN RI. Tapi sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya juga,” keluh Agus sambil menunjukkan print out peta online ATR-BPN.

Keluhan dan kegusaran warga RW. 08 Petojo Selatan ini juga sampai ke telinga Farouk Abdullah Alwyni, Caleg DPR RI dari PKS Dapil DKI Jakarta II (Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri). “Persoalan sertifikasi tanah ini terungkap ketika kami melakukan sosialisasi ke warga. Saat itu, warga mengeluh terkait pengajuan pembuatan sertifikat tanah lewat PTSL yang ditolak pihak BPN,  tanggapan pemerintah dalam hal ini BPN terlihat kurang responsif untuk menyelesaikan masalah warga Petojo Selatan.

Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dan kontradiktif dengan kesan yang ditampilkan pemerintah selama yang gembar-gembor mengkampanyekan keberhasilan dari program sertifikat gratis hingga ke pelosok negeri.

Ketika ditemui reporter di Jakarta Pusat, Kamis Sore, (28/03/2019), Farouk mengatakan ; “Masalah warga Petojo Selatan ini ada di Jakarta, lokasi warga jaraknya kurang dari 400 meter menuju Istana Negara tapi tidak bisa diselesaikan. Di mana Reformasi Agraria ? Bagaimana nasib ribuan jiwa warga kalau sampai tergusur dari kampung halamannya akibat data pertanahan yang masih kacau ?,” kritiknya.

Farouk yang juga Chairman Center for Islamic Studies in Finance, Economics, and Development (CISFED) ini menilai, aparat BPN semestinya turun ke lapangan dan mengecek polemik sengketa tanah di Petojo Selatan. Sebagai pelayan masyarakat, tentunya harus memberikan “service” yang baik untuk mencerminkan birokrasi pemerintahan yang melayani dan bersih. “Kalau perlu Presiden RI memanggil BPN dan pihak-pihak terkait untuk membuka data-data pertanahan, sehingga jelas duduk perkaranya. Rakyat harus mendapat hak memiliki tanah untuk tempat tinggal, yang merupakan kebutuhan dasar,” tegas Farouk.

Sebagai Caleg DPR RI Dapil 2 DKI Jakarta dari PKS nomor urut 6 ini, Farouk memang memberikan perhatian khusus terhadap persoalan birokrasi di Indonesia, dan masuk dalam salah satu poin perjuangan beliau, termasuk di dalamnya pelayanan BPN terkait urusan pertanahan. Masih banyaknya oknum BPN yang terlibat pungutan liar (pungli), pelayanan yang sulit dan berbelit-belit menunjukkan bahwa reformasi birokrasi masih jauh api dari panggang.

Itu sebabnya, pihaknya selalu menggaungkan pentingnya untuk menciptakan birokrasi yang bersih, ramping, tidak ribet, dan melayani. Adapun parameternya, dari beberapa benchmarking secara internasional misalnya adalah Ease of Doing Business Index (EODB), Competitiveness Index, dan Corruption Perception Index, di mana rangking Indonesia masih memprihatinkan.

Pengajar Perbanas Institute & Program MM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) ini menilai, isu terkait reformasi birokrasi telah didengungkan selama beberapa waktu di Indonesia, tetapi implementasinya belum benar-benar terealisasi. Posisi Indonesia di dalam rangking Ease of Doing Business dari World Bank (WB) atau Bank Dunia (2018) yang dalam banyak hal merefleksikan efektivitas dan efisiensi dari Birokrasi adalah masih di level 72 yang secara relative masih rendah.

Meskipun sudah ada perbaikan dalam empat tahun terakhir, rangking Indonesia adalah masih di bawah negara-negara tetangganya di Association of South-East Asian Nations (ASEAN) seperti Singapura (2), Malaysia (24), Thailand (26), Brunei (56), dan bahkan Vietnam (68).

Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia (2015) pun dalam salah satu laporannya meletakkan isu birokrasi dan korupsi sebagai bagian hambatan dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. ADB (2015) menyatakan bahwa “ada sebuah kebutuhan yang urgent terhadap simplifikasi regulasi karena biaya-biaya tambahan yang rezim regulasi bebankan terhadap bisnis.” ADB di sini juga menyalahkan birokrasi yang bertele-tele di sektor pemerintahan sebagai salah satu faktor kritis yang berkontribusi terhadap korupsi.

“Sifat ataupun praktik-praktik neo-feodal pada birokrasi termasuk di BPN harus dikikis habis sehingga melahirkan birokrat yang profesional, melayani, tidak menyulitkan, dan bersih dari korupsi. Dengan cara itu, diharapkan, Indonesia bisa melangkah menjadi negara maju. Karena salah satu indikator penting dari negara maju adalah birokrasinya mudah, sederhana, efektif dan efisien,  dan tentunya melayani,” pungkas alumnus New York University (Amerika Serikat) & University of Birmingham (Inggris) ini. (fri)

Jalin Sinergitas Ikatan Wartawan Online dengan Kabag Humas Kab.Bone

Bone, Sul-Sel – Berandankrinews.com – Ikatan Wartawan Online jalin sinergitas dengan Kepala Bagian Humas Kabupaten Bone Hamzah Sunusi.S.Sos, M.Si yang di langsungkan di ruang kerjanya di sekretariat Daerah Kab.Bone Jalan Ahmad Yani, Kamis, (28/3/2019)

Dalam pertemuan tersebut Ketua IWO Soppeng A.Mul Makmun Hasan yang merupakan pimpinan redaksi beberapa media bersama beberapa Kabiro media online di dampingi Kabiro Media Beranda Nkri News Kab.Bone Irwan N Raju menyampaikan maksud kedatangannya tentang jalin kerja sama media online dengan Pemkab Bone.

Irwan N Raju yang kerap di sapa Iwan Hammer memperkenalkan IWO kepada kabag humas kab.Bone

Kabag Humas Hamzah Sunusi yang di dampingi Kasubag Humas Bone Geldy mengatakan “Kami menyambut baik kedatangan IWO dan merespon apa yang menjadi maksud kedatangannya” ujarnya.

Lebih lanjut Hamzah mengatakan “Nanti di perubahan kami tampung untuk kerja sama pemkab Bone dengan media yang tergabung di IWO” tuturnya.

Kabag Humas menambahkan dan mengatakan “Saya sudah lama kenal dengan pak Iwan Hammer, cuma baru kali ini di sampaikan tentang sinergitas medianya dengan pemkab Bone” tutupnya.

Sementara itu Ketua IWO Soppeng A.Mul MH mengucapkan terima kasih atas responnya begitupun Iwan Hammer.

Sekedar di ketahui media online yang tergabung di IWO dalam pertemuan tersebut yakni Media Info News, Info terkini news, zona buser, rilis info news, zona tipikor, buser kriminal dan Beranda Nkri News.

SOA Barang 2019 Mulai Direalisasikan

JAKARTA, Berandankrinews.com–Tak hanya Subsidi Ongkos Angkutan (SOA) penumpang penerbangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemberian SOA barang tahun anggaran 2019 dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Utara (Kaltara) pun mulai direalisasikan. Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menyebutkan, SOA barang mulai dilaksanakan pada rute ke Kecamatan Seimanggaris, Kabupaten Nunukan. “Proses lelang sudah selesai pada 15 Maret lalu. Kami juga sudah membuat surat penunjukan untuk melaksanakan kegiatan ini, sehingga SOA barang tahun ini bisa direalisasikan. SOA barang perdana dilakukan ke kecamatan Seimanggaris pada 18 Maret lalu, kata Gubernur di Jakarta, Selasa (26/3).


Dikatakan, SOA barang tahun ini akan disalurkan ke 9 kecamatan yang berada di Kabupaten Malinau dan Nunukan. Dengan rincian, 7 kecamatan di Nunukan, dan 2 kecamatan untuk Malinau. SOA yang akan kita laksanakan di Malinau, meliputi Kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu. Sedangkan di Nunukan, meliputi Kecamatan Lumbis Ogong, Seimenggaris, Krayan Barat, Krayan Timur, Krayan Tengah, Krayan Selatan dan Krayan Induk,” urai Irianto.

Irianto menjelaskan, alokasi anggaran SOA barang tahun ini sebesar Rp 9 miliar. “Sementara ini untuk SOA barang yang akan dilaksanakan di Kecamatan Pujungan, Long Bawan dan Lumbis Ogong masih dalam proses lelang, beber Gubernur.

Alokasi SOA barang sebesar Rp 9 miliar ini, terang Gubernur, akan disalurkan untuk seluruh kecamatan sasaran. Yakni, Kecamatan Pujungan Rp 800 juta, Kecamtan Bahau Hulu Rp 1 miliar, Seimenggaris Rp 1,5 miliar, Kecamatan Krayan Rp 2,5 miliar. Kecamatan Lumbis Ogong alokasinya Rp 3,2 miliar yang akan dialokasikan untuk 49 desa. Teknisnya nanti kita bagi dua, sehingga ada 2 perusahaan nantinya yang akan melaksanakan SOA barang di sana. Ini supaya lebih efektif pelaksanaannya,” kata Gubernur.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) Kaltara Hartono mengatakan, waktu pelaksanaan SOA barang rata-rata disisihkan selama 240 hari kalender. Hanya saja, tetap menyesuaikan jumlah SOA yang akan disalurkan ke beberapa kecamatan yang mendapatkan SOA. Teknisnya, kegiatan SOA ini adalah menyiapkan angkutan saja, sehingga untuk penyalurannya itu disesuaikan dengan kebutuhan daerah yang disubsidi atau yang mendapatkan SOA, ujarnya.

Hartono mengatakan, konsep pelaksanaan SOA tahun ini, sama dengan SOA penumpang. Di mana, siapa saja yang mau mengirimkan barang ke daerah yang mendapatkan SOA barang, akan diberikan subsidi. Bisa juga kita buatkan penunjukan penyalur barang jika memang diperlukan. Karena ini hanya bentuk kesepakatan pihak pelaksana dengan pihak pemilik barang dalam jumlah besar, tutupnya.(humas)

Pemprov Seriusi Penyelesaian Masalah Listrik di Kaltara

BAHAS LISTRIK : Kepala Dinas ESDM Provinsi Kaltara Ferdy Manurun Tanduklangi didampingi Manajer PT PLN (Persero) ULP Tanjung Selor Adiyoso, saat menjadi narasumber Respons Kaltara, Selasa (26/3).

TANJUNG SELOR, Berandankrinews.com– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara), terkhusus Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie menaruh perhatian penuh terhadap kebutuhan listrik masyarakat Kaltara. Termasuk menyikapi permasalahan belakangan ini, utamanya bagi warga di ibukota provinsi, yang mengalami pemadaman listrik bergilir sejak hampir sebulan terakhir.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ferdy Manurun Tanduklangi saat hadir sebagai narasumber Respons Kaltara, Selasa (26/3) mengungkapkan, Pemprov, dalam hal ini Gubernur telah merespons apa yang menjadi persoalan masyarakat, terkait pasokan listrik. Sesuai kewenangan-kewenangannya, kita telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya berkoordinasi dengan pihak penyalur listrik, dalam hal ini PLN. Bahkan Pak Gubernur pun ikut turun gunung langsung. Beliau menemui pimpinan PLN, meminta ada solusi atau penyelesaian cepat persoalan listrik di Kaltara, kata Ferdy.

Disampaikan, sesuai laporan dari PLN, persoalan pemadaman listrik di Bulungan, utamanya Tanjung Selor dan sekitarnya adalah akibat kurangnya pasokan daya. Di mana PLN mengalami defisit daya, sebagai dampak terjadinya kerusakan pada PLTU milik PT SASpihak swasta yang memasuk listrk ke PLN. Kita terus mendesak agar upaya perbaikan bisa dilakukan secepatnya. Namun kita juga tidak bisa memaksa, karena namanya mesin, tidak gampang memang. Yang pasti pihak PLN dan PT SAS juga sudah berusaha keras untuk menyelesaikan secepatnya, terang Ferdy lagi.

Selain menyelesaikan perbaikan, Ferdy mengatakan, untuk jangka pendek, PLN menjanjikan percepatan pengoperasian PLTU (2 x 7,5 Megawatt) dan PLTMG (3 x 7 Megawatt) di Gunung Seriang. Ditargetkan paling lambat Juni, kedua pembangkit dengan kapasitas daya 32 Megawatt itu sudah bisa dioperasikan, listrik di Tanjung Selor, bahkan Kaltara akan aman, ujarnya. Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah telah mulai merealisasikan pembangunan PLTA Kayan dengan kapasitas total 9.000 Megawatt. Di mana untuk tahap pertama dimulai dengan kapasitas 900 Megawatt.

Selain Kepala Dinas ESDM, dalam acara Respons Kaltara yang merupakan garapan Bagian Humas pada Biro Humas dan Protokol Setprov Kaltara itu, juga menghadirkan Manajer PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Tanjung Selor, Adiyoso yang menjelaskan teknis kondisi kelistrikan di Bulungan.(humas)

KASDAM XIV HASANUDDIN BRIGJEN TNI BUDI SULISTIJONO RESMI TUTUP TMMD 104 KODIM 1422 MAROS

Maros, Sulsel – Berandankrinews.com – Hari Selasa tanggal 27 Maret 2019 Pukul 09.00 Wita Bertempat Desa Bonto manai kec.Tompobulu Kab.Maros. Pelaksanaan Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104 tahun 2019, Wilayah Kabupaten jajaran Kodam XIV/Hasanuddin, resmi ditutup Oleh Kasdam XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Budi Sulistijono.

TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-104 tahun 2019 di wilayah Kodim 1422/Maros, resmi ditutup oleh Kasdam XIV/Hasanuddin Brigjen TNI Budi Sulistijono, bertempat lapangan sepak bola Desa Bontomanai Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.

Penutupan TMMD tersebut, ditandai dengan penandatangan naskah berita acara penyerahan hasil TMMD ke-104 tahun 2019, dari Dandim 1422/Maros Letkol Inf Farid Yudho Dwi Leksono selaku Dansatgas TMMD, kepada Wakil Bupati Maros Drs. H. Andi Harmil Mattotorang, M.M. dan dilanjutkan dengan penanggalan tanda peserta Satgas oleh Kasdam XIV/Hasanuddin.

Dandim 1422/Maros dalam laporannya menyebutkan, bahwa pelaksanaan TMMD ke-104 di wilayah Maros berlangsung selama 30 hari dari tanggal 26 Februari sampai dengan 27 Maret 2019, bertempat di Desa Bontomanai dan Desa Bontomatinggi Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros. Dengan hasil pencapaian 100 %, baik sasaran kegiatan fisik maupun non fisik.

Dalam amanat tertulisnya, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD yang dibacakan Kasdam menyatakan, TMMD yang diprogramkan tiga kali tahun 2019 ini merupakan wujud pengabdian TNI bersama Kementerian dan Lembaga negara lainnya, untuk membantu mempercepat pembangunan di daerah demi tercapainya kesejahteraan bagi rakyat.

Sejalan tema TMMD kali ini, “Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja bersama-sama membangun daerah, guna mengatasi berbagai masalah dan tantangan di bidang teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Untuk itulah, selama TMMD ini para prajurit TNI hadir di tengah-tengah rakyat menyebarkan semangat gotong royong dan energi positif untuk maju mencapai keunggulan”, ujar Kasad.

“Pertahankan kebersamaan dan kemanunggalan antara TNI dan rakyat yang telah kita rasakan selama kegiatan TMMD, sebagai realisasi semangat gotong royong yang merupakan warisan bangsa kita”, tambahnya.

Diakhir amanatnya, Kasad selaku Penanggung Jawab Operasional TMMD, menyampaikan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, terutama pemerintah daerah dan masyarakat atas segala dukungannya, sehingga kegiatan TMMD ke-104 dapat terselenggara dengan lancar dan mencapai target yang diharapkan.

Usai menutup TMMD, Kasdam melanjutkan kegiatan penyerahan tali asih kepada warga yang rumahnya ditempati personel Satgas, selama pelaksanaan TMMD berlangsung, dan dilanjutkan menyaksikan pertunjukan marawis dari murid-murid TPA Al-Haadi binaan Kodim 1422/Maros.

Turut hadir dalam penutupan ini:

Kolonel Arm Hari Wibowo (Aster Kasdam XIV /Hsn)
Drs.H.A.Harmil Mattotorang, MM (Wakil Bupati Maros)
Letkol Inf Bobbie Triyanto (Kasrem 141/Tp)

Muh.Noor Ingratubun,SH,MH (Kajari Maros)
H.A.S.Chaidir Syam,S.ip,MH (Ketua DPRD Maros)
AKBP Yohanes Richard Andrians,SH.S.uk (Kapolres Maros)
Letkol Cpm Adi Wijaya (Dansat Pom Lanud Sultan Hasanuddin)
Letkol Inf Susilo (Danbrigif 3/3 Kostrad)

Letkol Inf Sugiri (Dandim 1425/JPT)
Letkol Arh Nur Subekti (Dandim 1409/Gowa)
Letkol Inf Ilham Yunus(Dandim 1426/TKR)
Letkol Inf Adi Sabarudin,S.sos (Dandim 1421/Pangkep)
Letkol Arm Yuwono (Dandim 1415/SYR)
Letkol Arm Ketut Adi Amsyah (Dandim 1405/MLS)

Letkol Prasetyo Ari Wibowo,S.sos,M.si (Danyonif 726/TML)
Letkol Inf Maskun Nafik (Kapendam XIV/Hsn)
Letkol Cba Wayan (Dandenpal Korem 141/Tp)
Mayor Inf Nugroho Lubis (Wadanyonif 431/SSP)
Para kasi jajaran korem 141/Tp.

Para Kadis Sekabupaten Maros
Para Camat sekabupaten Maros, serta
Para tamu undangan dan warga masyarakat l.400 orang.

Irwan N Raju
BIRO Kab. Bone